Pengusaha RI-Afrika Selatan Kumpul, Jajaki Peluang Kerja Sama Perdagangan

Pengusaha RI-Afrika Selatan Kumpul, Jajaki Peluang Kerja Sama Perdagangan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 21 Okt 2025 12:37 WIB
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, Energi dan Lingkungan Hidup Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bobby Gafur Umar,
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, Energi dan Lingkungan Hidup Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bobby Gafur Umar - Foto: detikcom/ Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Indonesia bersama Afrika Selatan menjajaki peluang perluasan kerja sama di lingkup perdagangan. Sejumlah proyek ditawarkan dari berbagai sektor, mulai dari hilirisasi mineral hingga agrikultur.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, Energi dan Lingkungan Hidup Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bobby Gafur Umar, mengatakan kemitraan antara RI dan Afrika Selatan telah berdiri di atas fondasi ekonomi yang kokoh.

Data mencatat pada tahun 2024, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan mencapai sekitar US$ 1,6 miliar. Angka ini terdiri dari ekspor Indonesia sebesar US$ 784 juta ke Afrika Selatan dan ekspor Afrika Selatan ke Indonesia sebesar US$ 379 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka-angka ini memang belum besar, tetapi potensinya masih besar. Basis yang terdiversifikasi ini, mulai dari barang konsumsi hingga bahan baku, dan komoditas industri, menyediakan platform yang kuat untuk meningkatkan investasi dan produksi," kata Bobby, di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (21/10/2025).

ADVERTISEMENT

Dari sudut pandang komunitas bisnis, lanjut Bobby, Kadin Indonesia memandang forum ini sebagai landasan bagi kemitraan konkret yang menggabungkan kekuatan para pengusaha RI dan Afrika Selatan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi kedua perekonomian.

Terdapat beberapa bidang utama yang menjadi fokus RI. Pertama industri hilir, kedua transisi energi, ketiga logistik dan infrastruktur maritim, keempat pengolahan hasil pertanian dan ketahanan pangan, serta yang kelima ekonomi digital dan inovasi.

Menurut Bobby, inisiatif-inisiatif ini dapat membentuk kerangka kerja untuk usaha patungan, berbagi teknologi, hingga pertukaran sumber daya manusia (SDM), yang menghubungkan ekosistem industri di negara-negara berkembang.

Sementara itu, ⁠Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri Kadin Indonesia, Pahala Mansury, mengatakan forum ini menjadi bagian dari rangkaian acara kunjungan Presiden Afrika Selatan ke Indonesia. Forum ini juga menjadi kesempatan yang baik bagi pengusaha dari kedua negara untuk menjajaki peluang kerja sama perdagangan dan investasi.

Menurut Pahala, beberapa sektor yang berpeluang untuk kerja sama di sektor mineral kritis, seperti pengembangan supply chain dan value chain. Dalam hal ini, Indonesia sendiri memiliki kekayaan nikel dan kobalt, sedangkan Afrika Selatan sangat kaya dengan mangan.

"Jadi tentunya pengembangan di sektor hilirisasi mineral kritis ini merupakan satu kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia dengan Afrika Selatan, yang kedua juga untuk bisa meningkatkan ketahanan pangan. Baik itu Indonesia dan juga Afrika Selatan," ujar Pahala.

Selain itu dari sektor agrikultur, Afrika Selatan juga mengimpor komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dengan jumlah besar dari Indonesia. RI juga membutuhkan daging sapi dalam jumlah besar, di mana Afrika Selatan punya lebih dari 13 juta sapi.

"Indonesia setiap tahun mengimport kurang lebih 1,2 juta sapi setiap tahunnya. Jadi ini juga tentunya merupakan satu kesempatan bagaimana kita dengan Afrika Selatan bisa sama-sama membangun value chain atau rantai pasok di sektor pangan yang lebih kuat lagi untuk bisa memastikan adanya ketahanan pangan antara kedua negara," terangnya.

Indonesia dan Afrika Selatan juga menjajaki peluang kerja sama di sektor manufaktur. Pahala mempromosikan 19 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dimiliki Indonesia, salah satunya pengembangan KEK di Bali yang bergerak di lingkup medical tourism.

Afrika Selatan juga ingin mengembangkan KEK sebagai sentra-sentra produksi, di mana rencananya ada sekitar 11 yang akan dikembangkan. Menurutnya, hal ini menjadi peluang kerja sama lainnya dalam rangka meningkatkan rantai pasok yang lebih kuat antar KEK, khususnya yang memiliki produksi komoditas yang saling melengkapi.

Selain ketiga sektor di atas, sejumlah pengusaha dari berbagai industri juga turut hadir dalam acara ini, mulai dari sektor pupuk, minyak dan gas (migas), pangan, hingga pengembangan listrik. Harapannya, acara ini dapat melahirkan perjanjian dagang yang konkret antara pengusaha-pengusaha dari kedua negara.

Simak juga Video Prabowo Minta Pengusaha Lirik Afrika: Itu The New Emerging Market

(shc/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads