Cerita Purbaya soal Hacker yang Disewa Bereskan Coretax

Cerita Purbaya soal Hacker yang Disewa Bereskan Coretax

Ilyas Fadilah - detikFinance
Minggu, 26 Okt 2025 05:55 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (22/9/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp321,6 triliun atau 1,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Agustus 2025.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Penyelesaian masalah pada Coretax melibatkan peran hacker. Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, pihaknya siap merekrut hacker-hacker lokal yang memiliki reputasi kelas global.

Menurut Purbaya hal itu diperlukan untuk menutup potensi kebocoran data dalam sistem pajak nasional. Ia juga memastikan hacker yang akan direkrut bukanlah orang asing melainkan orang Indonesia.

"Kita juga sudah panggil hacker kita, yang jago-jago orang Indonesia ya, bukan orang asing. Anda jangan kira loh, orang Indonesia tuh hacker-nya jago-jago banget, di dunia juga ditakuti rupanya. Saya panggil yang ranking-ranking dunia itu, yang jagoan, kita bayar sih, bantuin saya, jadi sudah di-test, sudah lumayan," kata Purbaya dalam media briefing di Kantor Pusat Kemenkeu, Jumat (24/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purbaya menyebut para hacker ini sudah malang melintang bekerja untuk pengujian keamanan di berbagai raksasa teknologi global, misalkan saja Google. Karena kemampuan peretas itu, Purbaya mengaku kerap menggunakan jasanya saat masih bertugas di Kementerian/Lembaga lain.

ADVERTISEMENT

Namun jika memang diperlukan, ia akan memanggil hacker andal dalam negeri lainnya. Penggunaan jasa hacker ini sebelumnya juga dilakukan saat dirinya bertugas di sejumlah Kementerian hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Jadi saya ada satu orang dulu di Polhukam, jago jaringan segala macam, jago juga hacking. Dia dilatih di Rusia 6 bulan kali, khusus di tempat tertutup di sana. Jadi kayaknya KGB juga dia," ucapnya sembari bercanda

"Saya pakai di Pertahanan kan aman, jadi saya percaya dia. Saya bawa ke Maritim, ke LPS sekarang ke sini. Tapi bukan dia saja. Di tempat lain juga banyak hacker-hacker yang jago," jelas Purbaya.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik

Purbaya juga menceritakan secara rinci pengalamannya merekrut hacker untuk menguji keamanan sistem jaringan di LPS. Hal itu dilakukan saat dirinya masih menjabat Ketua Dewan Komisioner LPS.

Purbaya mengatakan, awalnya ia didatangi oleh kelompok hacker yang cukup terkenal. Ia lalu menantang para hacker menjebol sistem keamanan LPS hingga akhirnya berhasil dilakukan. Dari situlah hacker-hacker tersebut direkrut Purbaya.

"Datang ke tempat saya. Gua bilang, wah dia ngomong gini-gini, gua nggak peduli. Tuh, bobol tuh punya LPS. 5 menit bobol. Jago juga nih orang. Ya udah lu gua sewa lah. Kan kalau kita nggak bisa ngalahin kita rangkul mereka. Dan mereka baik, merah putih semua, ya kita kasih ruang untuk bantu LPS sehingga LPS kuat banget," ujarnya lagi.

Purbaya menilai keahlian hacker ini tidak berasal dari bangku pendidikan formal. Yang terjadi justru sebaliknya, di mana semakin tidak jelas pendidikannya maka semakin ahli hacker tersebut.

"Hacker tuh aneh. Semakin pintar dia semakin nggak jelas sekolahnya. Jadi mereka itu kayak artis sebetulnya. Kalau orang sekolahan mah pasti nggak bisa jadi hacker, karena mikirnya terstruktur," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(ily/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads