Hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Swiss di bidang teknologi terus diperkuat. Salah satu bentuk kolaborasi kedua negara, yakni melalui pengembangan teknologi uang kertas.
Kunjungan resmi Wakil Presiden Swiss merangkap Anggota Dewan Federal, Guy Parmelin, ke Indonesia pada 30 September hingga 3 Oktober 2025 lalu membuka peluang penguatan kemitraan antara Swiss dan Indonesia di bidang inovasi serta percepatan teknologi, salah satunya teknologi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi uang kertas.
Wakil Presiden Swiss Guy Parmelin menyampaikan bahwa Swiss berupaya memperkuat kerja sama dengan Indonesia, berlandaskan kemitraan yang telah terjalin dan selaras dengan visi asta cita Indonesia, melalui program pengembangan ekonomi Swiss dengan keterlibatan kuat sektor swasta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Swiss kembali dinobatkan sebagai negara paling inovatif di dunia berdasarkan Global Innovation Index 2025 yang diterbitkan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO). Predikat tersebut memperkuat posisi Swiss sebagai mitra strategis Indonesia dalam percepatan transformasi teknologi nasional.
"Saya terkesan dengan kontribusi sekitar 150 perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia. Mereka membawa inovasi, menciptakan lapangan kerja, serta menjadi teladan dalam tanggung jawab sosial perusahaan dan di bidangnya masing-masing," ujar Guy Parmelin dalam keterangannya, Kamis (30/10/2025).
Kemudian hari kedua kunjungan resmi dimulai di PT SICPA Peruri Securink, perusahaan patungan unik antara SICPA (Swiss) dan BUMN Peruri. Melalui galeri pandang fasilitas produksi uang kertas Peruri yang berteknologi tinggi, delegasi menyaksikan langsung presisi dan kecanggihan proses pembuatan uang kertas berkeamanan tinggi serta tinta canggih yang melindunginya.
Manfaat AI
Strategic Intelligence & Communication Director, SICPA Group Curtis Vaisse mengatakan kecerdasan buatan (AI) secara alami menjadi sorotan utama dalam inovasi pada 2025. Dalam konteks ini, riset yang dilakukan para peneliti SICPA memberikan manfaat langsung bagi negara-negara klien di sektor barang kena cukai, seperti tembakau dan alkohol. Tujuannya tetap sama memperkuat kepercayaan dan kedaulatan nasional, memerangi ekonomi bayangan, serta melindungi konsumen, industri, dan pemerintah dari risiko kesehatan serta perdagangan ilegal.
Contoh nyata situasi tersebut dapat dilihat di Tanzania Afrika, di mana modul teknologi baru SICPA, Digital Market Intelligence, memungkinkan deteksi pola kecurangan yang berulang. Hal ini membantu aparat penegak hukum melakukan intervensi secara lebih strategis dan efektif.
"Modul yang sama baru-baru ini juga diluncurkan dengan sukses di Malaysia. Dengan menggabungkan pengkodean yang aman dan analitik tingkat lanjut, modul tersebut mengolah data dalam jumlah besar dan menghadirkan intelijen yang dapat ditindaklanjuti untuk membantu otoritas menargetkan area berisiko tinggi dan menempatkan personel secara strategis," ujarnya.
Baca juga: BUMN Ungkap Kunci Utama Pengembangan AI |
Sejak awal 1970-an, SICPA telah mendukung inovasi dan penerapan teknologi pada sistem keamanan mata uang di Indonesia, serta berkomitmen untuk terus menghadirkan paten-paten teknologi terbarunya ke Indonesia. Teknologi tersebut mencakup berbagai bidang-mulai dari tinta berkeamanan tinggi untuk uang kertas, perlindungan penerimaan negara, solusi autentikasi, verifikasi, dan perlindungan identitas, hingga solusi perlindungan produk dan merek.
Inovasi terbaru dalam produksi dan penerbitan uang kertas, e-paspor, KTP, visa, dan dokumen pemerintah berkeamanan tinggi lainnya akan ditampilkan pada konferensi High Security Printing Asia di Kuala Lumpur pada 1-3 Desember 2025.
SICPA salah satu pemimpin teknologi global yang berpusat di Swiss itu bakal merayakan satu abad berdirinya untuk melindungi mayoritas uang kertas di dunia. Teknologinya memungkinkan bagi industri, otoritas pemerintah, dan masyarakat untuk melakukan autentikasi, identifikasi, serta menjamin integritas produk, sumber daya alam, barang, dan layanan publik. Pada 2024, SICPA menjadi pemimpin dunia dalam penandaan bahan bakar (fuel marking).
"Di Malaysia, solusi SICPA mendukung otoritas pemerintah, industri, dan konsumen dalam mengautentikasi, mengidentifikasi, dan menjamin integritas barang serta layanan kena cukai," jelasnya.
Tonton juga video "Nvidia Beli Saham Nokia Rp 16,6 T untuk Pengembangan AI dan 6G" di sini:











































