Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat transaksi belanja jadi salah satu modus penipuan yang paling banyak terjadi di Indonesia. OJK menerima laporan terkait penipuan transaksi belanja mencapai 56.154 dengan total kerugian Rp 1 triliun.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK), Friderica Widyasari Dewi, korban penipuan transaksi belanja mayoritas ibu-ibu. Perempuan yang akrab disapa Kiki ini menilai para ibu ini mudah tergiur dengan tawaran harga murah.
"Kita bisa melihat bahwa 10 modus yang terbesar itu adalah penipuan transaksi belanja. Ini tentu saja kebanyakan korbannya sudah bisa kita tebak adalah Ibu-ibu. Ibu-ibu ya, beda seribu, dua ribu, kita semangat ya mencari yang lebih murah," ujarnya dalam Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, (31/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini modus paling besar, jumlah laporannya 56 ribu lebih, jumlah kerugian lebih dari Rp 1 triliun, dan rata-rata kerugian per kasus itu sekitar Rp 17 juta," imbuh Kiki.
Kemudian, modus penipuan yang terbesar kedua, yakni panggilan palsu atau fake call. Laporan yang diterima OJK dari modus penipuan ini mencapai 33.072 dengan total kerugian Rp 1,36 triliun.
Ketiga, penipuan investasi dengan 20.845 laporan dan total nilai kerugian Rp 1,1 triliun. Keempat, penipuan tawaran kerja yang mendapatkan 19.022 laporan dengan total kerugian Rp 671,49 miliar. Menurut Kiki, penipuan tawaran pekerjaan ini sering menyasar anak-anak muda.
Kelima, penipuan media sosial dengan 14.939 laporan yang membuat kerugian Rp 491,13 miliar. Keenam, sebanyak 13.590 laporan terkait penipuan phishing dengan nilai kerugian Rp 515,10 miliar. Ketujuh, penipuan social engineering dengan 9.717 laporan dengan total kerugian Rp 368,99 miliar.
Kedelapan, penipuan pinjaman online fiktif dengan total kerugian Rp 41,16 miliar dan 4.973 laporan. Kesembilan, penipuan hadiah dengan total kerugian Rp 207,38 miliar dan 15.958 laporan. Terakhir, penipuan aplikasi whatsapp dengan total 3.737 laporan dan nilai Rp 131,51 miliar.
"Ini adalah modus-modus yang paling sering terjadi. Tapi sebenarnya yang nggak ditulis di sini tapi paling nyesek gitu katanya adalah love scam ya. Nggak banyak tapi korbannya sakit hati banget ya," imbuh dia.
(rea/fdl)







































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 