.webp)
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Republik Indonesia melalui anak usahanya di Arab Saudi, BPKH Limited, resmi menjalin kerja sama strategis dengan Saudi Arabia Railways (SAR). Kerja sama ini terkait penjualan tiket Kereta Cepat Haramain (Highspeed Haramain Railway/HHR) yang melayani rute Mekkah-Madinah.
Lewat kerja sama ini, BPKH Limited menjadi agen resmi tiket Haramain bagi jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Langkah ini sekaligus memperluas portofolio investasi BPKH di Arab Saudi dan memberikan kemudahan akses transportasi modern bagi jemaah.
Kemitraan tersebut turut melibatkan Saudi Accommodation and Handling Labour (SAHL) Group yang bersama BPKH Limited meluncurkan platform daring (Online Travel Agency/OTA) untuk pemesanan tiket secara real-time oleh mitra biro perjalanan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerja sama ini merupakan bagian dari strategi BPKH dalam menghadirkan nilai manfaat nyata bagi jemaah Indonesia melalui entitas investasinya di Arab Saudi," ujar kata Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (1/11/2025).
Sementara itu, Mudir BPKH Limited Sidiq Haryono mengatakan, kolaborasi dengan SAR menjadi langkah penting dalam memperkuat peran BPKH Limited sebagai penyedia layanan haji dan umrah terintegrasi.
"Fasilitas tiket kereta cepat tersebut sudah bisa diakses mulai bulan ini dan akan diluncurkan dengan tarif khusus (special rate) yang berlaku hingga lima tahun ke depan," ujar Sidiq.
Selain itu, ia juga berharap kerja sama dengan SAHL Group membentuk platform OTA tidak hanya akan menjangkau jemaah Indonesia, tetapi juga negara lain seperti Mesir, India, dan Pakistan.
Menurutnya, platform OTA yang dikembangkan menawarkan sejumlah keunggulan, mulai dari pemesanan tiket cepat dan real-time, tarif khusus bagi mitra Indonesia, hingga kemudahan pembayaran dalam mata uang lokal.
BPKH Limited akan menggandeng para travel agent yang melayani rombongan jemaah untuk mengakses tiket kereta cepat dengan harga kompetitif, melalui skema kerja sama business-to-business (B2B) maupun business-to-consumer (B2C).
"Kami fokus pada B2B karena mayoritas jemaah umrah Indonesia berangkat secara berkelompok. Dengan begitu, para travel agent bisa mendapatkan manfaat lebih besar karena bertransaksi langsung dengan perusahaan milik Indonesia," terang Sidiq.
(shc/ara)
