Baru 26 Tahun Sudah Dianggap Tua, Pahitnya Realita Cari Kerja di Indonesia

Baru 26 Tahun Sudah Dianggap Tua, Pahitnya Realita Cari Kerja di Indonesia

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 04 Nov 2025 16:41 WIB
Jobfair Disnaker Jakarta
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Meski aturan batas usia sebagai syarat lowongan kerja sudah dihapus pemerintah, realita di lapangan belum berubah. Bahkan beberapa pelamar yang sebetulnya masih tergolong usia muda kesulitan karena ada syarat semacam ini.

Di antaranya ada Fery (26) dan Nasrul (26) yang merasakan pahitnya situasi tersebut. Keduanya datang ke acara Jakarta Jobfest di Gedung Pertemuan Sasana Pakarti, Pancoran, Jakarta Selatan, hanya untuk mengetahui bahwa usianya sudah 'tak muda' lagi di mata perusahaan.

Sebab saat melamar di perusahaan retail yang ikut serta dalam job fair itu, dikatakan bahwa syarat usia untuk mendaftar adalah 24 tahun. Meski mereka berdua tak tahu alasan pasti mengapa batas usia untuk lowongan kerja ini sangat rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih ada syarat batas usia, tadi pas ditanya-tanya katanya batasnya 24 tahun," kata Feri kepada detikcom, Selasa (4/11/2025).

ADVERTISEMENT

Namun pada akhirnya, keduanya mencoba peruntungan dengan tetap mendaftar dengan harapan ada keajaiban mereka bisa diterima kerja. Setidaknya mereka tak berkecil hati dan sudah berusaha sebaik mungkin.

"Ya daftar saja, coba saja meski tahu nggak diterima. Mungkin kalau kita berkali-kali dicoba mungkin ada kebijakan dari mereka. Tapi kalau sudah berkali-kali nggak juga ya berarti memang begitu kebijakan dari mereka," ucap Nasrul.

Terlebih mengingat salah satu dari mereka, Fery, sudah beberapa kali mendaftar ke perusahaan ritel yang sama meski belum juga membuahkan hasil. Tentu di luar itu ia tetap mendaftar di luar sektor retail.

"Kemarin sudah dua kali, langsung ke gudangnya tuh wilayah Jakarta II, cuma gagal di psikotes Terus satu lagi sudah kasih berkas, perkenalan, nggak tahu kenapa disuruh pulang, tunggu 7 hari," cerita Fery.

Pada akhirnya yang terpenting bagi Fery dan Nasrul saat ini adalah bagaimana cara mendapatkan pekerjaan layak. Setidaknya memberikan gaji setara UMR, mengingat mereka merupakan perantauan asal Pekalongan.

"Kalau nggak UMR, setengah gaji saja sudah habis buat kos, belum buat makan. Kalau nggak dapat makan dari tempat kerja kita buat makan saja sulit," terang Nasrul.

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads