25 Jam Menembus Samudra Atlantik menuju Negeri Samba

Laporan dari Brasil

25 Jam Menembus Samudra Atlantik menuju Negeri Samba

Gusti Ramadhan Alhaki - detikFinance
Rabu, 05 Nov 2025 07:45 WIB
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT COP) ke-30
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT COP) ke-30/Foto: Gusti Ramadhan Alhaki/detikcom
Daftar Isi
Belem -

Melewati empat bandara, menembus Samudra Atlantik, selama sekitar 25 jam. Begitulah kira-kira perjalanan dari Indonesia menuju negeri Samba, julukan Brasil.

Jurnalis detikcom ditunjuk sebagai delegasi Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) untuk menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT COP) ke-30 pada 6-7 November dan 10-21 November 2025. Acara ini digelar tiap tahun untuk melihat tindakan semua negara dalam menekan emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.

Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (2/11). Jadwal penerbangan tertulis 18.15 WIB menuju Doha, Qatar. Rombongan pun tiba pukul 22.20 waktu Qatar dengan perjalanan memakan waktu sekitar 7,5 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan pukul 01.40 menuju Sao Paulo, Brasil. Waktu tempuh menuju negeri Samba ini memakan waktu 14 jam. Rombongan tiba pukul 10.15 waktu Brasil.

Selanjutnya rombongan harus terbang lagi menggunakan pesawat domestik menuju lokasi acara KTT COP30, yakni Belem. Pesawat berangkat sekitar pukul 13.20, dan tiba di Belem pukul 17.25

ADVERTISEMENT

KTT COP30

KTT COP30 akan digelar pada 10-21 November 2025. Rencananya, pertemuan antar pemimpin negara diselenggarakan pada 6-7 November 2025.

Tema KTT COP kali ini meliputi percepatan implementasi tujuan iklim Perjanjian Paris, dengan fokus pada mitigasi emisi gas rumah kaca dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta peningkatan pendanaan iklim bagi negara-negara berkembang.

Konferensi ini juga akan menyoroti pentingnya kota-kota tangguh dalam mengatasi panas ekstrem, transisi energi, keadilan iklim, dan iklusi masyarakat adat, serta perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati, terutama Amazon.

Indonesia mempunyai sejumlah poin yang akan dibawa ke KTT COP30, salah satunya mempromosikan potensi karbon Tanah Air. Diharapkan, pasar global bisa melirik potensi karbon dengan kualitas integritas tinggi milik Indonesia.

Indonesia juga akan menunjukkan upaya menghadapi atau membantu menurunkan emisi gas rumah kaca melalui climate resilliance atau ketahanan iklim. Ada juga teknologi yang disiapkan untuk menghadapi perubahan iklim.

Tonton juga video "25 Jam Melesat Lewati Samudra Atlantik Menuju Negeri Samba" di sini:

(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads