Pemogokan kerja besar-besaran bakal dilakukan karyawan Starbucks di Amerika Serikat (AS). Serikat Pekerja Starbucks (Starbucks Workers United) telah mengumumkan akan melakukan pemogokan terbuka yang dimulai pada 13 November 2025.
Pemogokan dilakukan tepat pada masa liburan musim dingin. Tanggal 13 November sendiri merupakan hari istimewa untuk Starbucks, sebab di tanggal tersebut hari promosi yang dikenal Red Cup bakal dilakukan perusahaan.
Dilansir dari CNBC, Jumat (7/11/2025), serikat pekerja bersiap untuk mogok kerja di lebih dari 25 kota jika tidak mencapai kesepakatan kerja bersama manajemen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Starbucks Worker United mendesak perbaikan jam kerja, upah yang lebih tinggi, dan penyelesaian ratusan tuntutan praktik ketenagakerjaan yang tidak adil. Sederet tuntutan sudah diajukan terhadap Starbucks.
Kedua belah pihak belum melakukan negosiasi aktif untuk mencapai kesepakatan setelah perundingan di antara mereka gagal akhir tahun lalu. Starbucks dan serikat pekerja tersebut memasuki mediasi pada bulan Februari, dan ratusan delegasi barista menolak paket kontrak kerja yang diusulkan Starbucks pada bulan April.
Baca juga: Starbucks Lepas 60% Saham di China Rp 66 T |
Pemogokan ini akan berbenturan dengan program Red Cup Day yang jatuh pada 13 November mendatang. Di hari tersebut, Starbucks setiap tahun memberikan program hadiah tahunan berupa gelas merah edisi khusus untuk setiap pembelian. Hadiah gratis ini telah menjadi barang koleksi bagi para penggemar berat Starbucks.
Pemogokan yang diinisiasi Starbucks Worker United juga diprediksi bakal mengganggu musim liburan Starbucks secara keseluruhan. Di akhir tahun, biasanya pelanggan berbondong-bondong ke gerai-gerai Starbucks untuk menikmati minuman musiman seperti moka peppermint dan mendapatkan kartu hadiah hingga berbagai merchandise.
Starbucks Workers United, yang mulai berorganisasi pada tahun 2021 menyatakan mereka saat ini mewakili lebih dari 12.000 pekerja di lebih dari 650 gerai. Sementara itu, manajemen sendiri menyatakan serikat pekerja tersebut hanya mewakili pekerja di 550 kafe saja.
Meski ada ancaman pemogokan kerja, dalam sebuah pernyataan resminya, Starbucks mengatakan akan siap melayani pelanggan di hampir 18.000 gerai yang dioperasikan pada musim liburan ini.
Mereka justru kecewa dengan keputusan Starbucks Workers United yang mengajak pemogokan kerja daripada berunding di meja negosiasi soal kontrak kerja. Perusahaan menyebutkan serikat pekerja itu cuma mewakili 4% dari total pekerja mitra Starbucks.
"Kami kecewa karena Workers United, yang hanya mewakili sekitar 4% dari mitra kami, telah memilih untuk mengizinkan pemogokan alih-alih kembali ke meja perundingan. Ketika mereka siap untuk kembali, kami siap untuk berunding," kata juru bicara Starbucks Jaci Anderson.
Starbucks mengatakan sudah menawarkan pekerjaan terbaik di sektor ritel, termasuk gaji dan tunjangan rata-rata lebih dari US$ 30 per jam.
"Fakta menunjukkan orang-orang senang bekerja di Starbucks. Keterlibatan mitra meningkat, omzet hampir setengah dari rata-rata industri, dan kami menerima lebih dari 1 juta lamaran pekerjaan per tahun," kata Anderson.
Tonton juga video "Ratusan Ribu PNS Selandia Baru Mogok Kerja, Tuntut Kenaikan Upah"
(hal/fdl)










































