Industri startup domestik diterpa kondisi tech winter atau turunnya nilai investasi atau pendanaan. Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menilai kondisi tech winter saat ini terjadi karena perubahan fundamental dalam strategi para pemodal ventura secara global.
Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir menjelaskan investor semakin selektif dan fokus mencari startup dengan jalur profitabilitas yang jelas. Saat ini, investor banyak memilih investasi di sektor digital yang menunjukkan pertumbuhan dan tata kelola yang sehat.
"Mereka mencoba mencari bisnis yang ada profitability yang jelas. Malah bisa dibilang sebenarnya kalau sektor yang sekarang lagi bagus itu sebenarnya tech growth, bukan tech danger. Di mana venture based-nya sekarang banyak yang full under itu sendiri. Nantinya, apalagi sudah business model-nya full burn, langsung didanakan oleh tech growth funding. Jadi, ini sekarang ada tema baru, bukan lagi venture risk tapi dilakukan growth risk yang dicari oleh banyak venture," ungkap Pandu di Wisma Danantara, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandu menyebut perubahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat (AS) dan China yang menjadi pasar teknologi terbesar dunia. Dalam 12 bulan terakhir, dinamika pendanaan ikut dipengaruhi oleh besarnya perkembangan bisnis AI secara global.
Di Indonesia, kata Pandu, mayoritas inovasi AI masih bergerak di bidang equitable AI, seperti model agentic yang ke depan berpotensi menjadi terminologi baru yang semakin relevan untuk dunia usaha Tanah Air. Ia menyebut peluang AI tersebut dapat berkembang baik di segmen B2B maupun B2C.
"Jadi, ini fenomena baru 12 bulan terakhir, apalagi dengan adanya besar di bisnis di AI, di Indonesia kan kebanyakan bisnisnya tuh lebih ke equitable AI. Jadi, lebih banyaknya agentic model atau mungkin suatu terminologi baru yang kita harus pelajari untuk bisa aplikasi di bisnis di Indonesia, dan ada dua, baik di B2B ataupun di B2C. Tapi poinnya memang the business of venture itu sedang berubah juga," jelasnya.
Lebih lanjut, Pandu menegaskan kondisi tech winter bukan berarti industri menghadapi kelesuan pendanaan, melainkan momentum mendorong model bisnis dan pendanaan menjadi lebih sehat dan berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan.
"Sebenarnya di dunia, di Indonesia, para pemodal ventura pun mau nggak mau harus mengikuti tren itu, dan sekarang kita lihat lah bagaimana perkembangannya," pungkasnya.
Tonton juga video "Kemana Arah Pergerakan IHSG Jelang Akhir Tahun?"
(ara/ara)










































