Quantum Era, UMKM Diminta Adaptasi dengan Perubahan Teknologi-Konsumen

Quantum Era, UMKM Diminta Adaptasi dengan Perubahan Teknologi-Konsumen

Qonita - detikFinance
Rabu, 12 Nov 2025 19:58 WIB
Alfamart
Foto: dok. Alfamart
Jakarta -

Dunia terus berubah dengan cepat seiring perkembangan teknologi dan perilaku masyarakat yang semakin dinamis. Kini, masyarakat hidup dalam proses serba cepat, di tengah kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai solusi, sekaligus menimbulkan tantangan baru yang perlu dicermati.

Founder Rumah Perubahan, Prof. Rhenald Kasali menyampaikan, sekarang adalah masa Quantum, di mana perubahan tidak lagi berjalan linear, melainkan eksponensial dan penuh ketidakpastian.

"Kita hidup dalam Era Quantum, di mana partikel-partikel kecil, hal-hal kecil itu bisa menimbulkan efek yang sangat besar," ujar dalam keterangan tertulis, Rabu (12/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Puncak perayaan Hari Ritel Nasional (HRN) 2025 yang diinisiasi oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (11/11).

Di hadapan ratusan peserta yang terdiri dari pelaku UMKM hingga masyarakat umum, Rhenald juga menjelaskan konsep era Quantum dan Post Quantum yang menurutnya akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Ia menilai, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang kini digunakan di berbagai lini kehidupan juga telah mengadopsi prinsip-prinsip quantum.

ADVERTISEMENT

"Hari ini dunia menghadapi cara-cara baru. Siapkan diri menghadapi new competition, hybrid & omnichannel, AI, attention economy, ekosistem industri, sumber dan pasar global, mikro-nano influencer, riding the wave, serta personal branding," jelas Rhenald.

Ia menegaskan, di tengah perubahan tersebut, pelaku usaha terutama UMKM harus mampu beradaptasi dengan cepat agar tetap relevan dan kompetitif. Menurut Rhenald, memahami arah perkembangan teknologi dan perilaku konsumen merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi era baru ini.

Selain itu, ia juga menyinggung 'Paradox Ekonomi Indonesia', di mana terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan membeli (ability to buy) dan keinginan membeli (willingness to buy).

"Kalau dibilang daya beli turun, tapi keinginan membeli kita justru naik. Jadi, inilah paradox ekonomi Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kesadaran perubahan saat ini telah bertransformasi cepat, dari era ekonomi besar menuju era digital dan kini memasuki era quantum, di mana kekuatan besar justru muncul dari gerakan kecil yang berdampak luas.

Di sisi lain, Executive Director NielsenIQ Indonesia, Wiwy Sasongko mengulas perkembangan ritel dan perilaku konsumen sepanjang 2025 hingga proyeksi 2026. Menurutnya, pelaku ritel tengah menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya penurunan daya beli masyarakat yang berdampak pada tingkat konsumsi dan penjualan.

"Kelas menengah ke bawah saat ini mengalami hambatan dalam spending. Penurunan inilah yang membuat pertumbuhan ritel tahun ini tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," ucapnya.

Ia menambahkan, pengeluaran terbesar masyarakat Indonesia saat ini masih difokuskan pada kebutuhan dasar seperti sembako dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

"Dari data consumer panel kami, belanja konsumen di Indonesia masih terpusat pada kebutuhan-kebutuhan pokok," jelasnya.

Kendati demikian, Wiwy menatap optimistis tahun 2026 akan menjadi tahun penuh peluang bagi dunia ritel.

"Ritel yang akan menang adalah yang mampu beradaptasi. Besar atau kecil ukurannya tidak penting kalau tidak gesit, pasti akan tertinggal," tegasnya.

Puncak perayaan HRN 2025 juga menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun ke-31 Aprindo. Acara ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum Aprindo, Solihin, yang diserahkan kepada Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, disaksikan para tamu undangan dan pelaku industri ritel.

Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang memberikan sambutan secara daring, Menko Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, yang hadir langsung menutup rangkaian kegiatan, serta Menteri Perdagangan Budi Santoso yang turut hadir menjadi narasumber pada sesi panel diskusi.

Pada kesempatan tersebut, Aprindo turut menerbitkan buku berjudul "Strategi dan Inspirasi dari Hari Ritel Nasional 2025", yang merangkum dokumentasi dan pembelajaran dari rangkaian program UMKM Naik Kelas. Buku itu diserahkan langsung kepada Zulhas sebagai simbol komitmen Aprindo dalam memperkuat kapasitas UMKM nasional.

Sebagai penutup, Aprindo memberikan apresiasi kepada 10 UMKM terbaik yang dinilai paling berprestasi dan aktif selama mengikuti program Road to HRN 2025. Momen ini menjadi bentuk semangat baru bagi dunia ritel Indonesia untuk terus tumbuh bersama pelaku UMKM menuju pasar global.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads