Trump Rekrut 50.000 Orang, tapi Pecat Ratusan Ribu Pegawai Federal

Trump Rekrut 50.000 Orang, tapi Pecat Ratusan Ribu Pegawai Federal

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 15 Nov 2025 18:15 WIB
IN FLIGHT - OCTOBER 24: U.S. President Donald Trump speaks to members of the media aboard Air Force One on October 24, 2025, in flight. Trump is traveling to Malaysia for the Association of Southeast Asian Nations summit (ASEAN), Japan, and to South Korea for the Asia-Pacific Economic Cooperation forum (APEC). Andrew Harnik/Getty Images/AFP (Photo by Andrew Harnik / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump/Foto: Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah merekrut 50.000 pegawai sejak Presiden Donald Trump menjabat. Sebagian besar perekrutan terjadi pada posisi terkait keamanan nasional, sejalan dengan fokus kebijakan pemerintahan Trump.

Direktur Office of Personnel Management (OPM) AS, Scott Kupor mengatakan, sebagian besar pegawai baru itu bekerja di lembaga Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE). Perubahan komposisi pegawai ini merupakan bagian dari kampanye Trump untuk merombak struktur birokrasi federal sekaligus memangkas tajam posisi lain di pemerintahan.

"Ini tentang merombak tenaga kerja agar fokus pada prioritas yang kami anggap paling penting," kata Kupor, dikutip dari Reuters, Sabtu (15/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi, pemerintah menambah pegawai baru, namun di sisi lain juga membekukan perekrutan dan melakukan PHK di sejumlah lembaga, seperti Dinas Pendapatan Internal (IRS) serta Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS).

Pada Agustus lalu, Kupor mengatakan pemerintah memperkirakan akan mengurangi sekitar 300.000 pekerja federal sepanjang tahun ini. Upaya perampingan itu juga melibatkan miliarder Elon Musk, yang ditunjuk Trump pada Januari untuk memimpin proyek restrukturisasi terhadap 2,4 juta pegawai sipil federal.

ADVERTISEMENT

Pada kala itu Musk, dengan dukungan Trump, menilai jumlah pegawai federal telah berkembang terlalu besar dan tidak efisien. Dalam prosesnya, pemerintahan Trump telah memberhentikan pegawai yang menangani penegakan hak-hak sipil, pengumpulan pendapatan pajak, hingga pengawasan proyek energi bersih.

Sebagai bagian dari program tersebut, sekitar 154.000 pegawai menerima tawaran pembelian (buyout). Dampaknya meluas ke berbagai fungsi pemerintahan, mulai dari prakiraan cuaca dan keamanan pangan hingga program kesehatan dan proyek luar angkasa, menurut keterangan mantan pegawai federal dan serikat pekerja kepada Reuters awal tahun ini.

(shc/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads