Transaksi produk halal Indonesia masih kalah dengan sejumlah negara, seperti China dan Brasil. Padahal penduduk muslim Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan mengungkapkan transaksi produk halal China mencapai US$ 21,8 miliar atau Rp 364 triliun (kurs Rp 16.739) dan di posisi kedua ada Brasil US$ 20 miliar setara Rp 334 triliun. Sementara transaksi produk halal Indonesia baru mencapai US$ 11 miliar setara Rp 184,1 triliun.
"Lihat China berapa transaksi halal China, coba? Dia sudah transaksi halal US$ 21,8 miliar, bayangkan coba. Kita masih jauh di bawah itu. Sedangkan, 300 juta orang di sini, muslimnya. Berapa transaksi halal di Brasil? Itu dia nomor dua, lebih dari US$ 20 miliar, come on," kata dia dalam Rakornas Bidang Sosial Kadin Indonesia, (17/11/2025).
Dia juga mencontohkan banyak negara yang telah lama menerapkan sertifikasi halal, seperti Australia. Berdasarkan pengalamannya, negara tersebut juga telah lama melek untuk menerapkan sertifikasi halal.
Tak kalah, ia mengatakan Thailand kini juga mengejar industri halal dunia. Haikal mengatakan banyak produk dapur untuk kebutuhan haji tahun ini diimpor Arab Saudi dari Thailand dan China.
"Lihat barang-barang Mekkah, makanan yang kita makan di Mekkah loh, made in China. Kenapa? Dia udah halal duluan. Peralatan dapur waktu haji 2025 kemarin dari mana? Dari Thailand yang menerapkan halal kitchen. Kita belum apa-apa," ungkapnya.
Namun potensi Indonesia diyakini besar. Haikal menargetkan transaksi produk halal Indonesia dapat mencapai US$ 40 miliar setara Rp 669 triliun melampaui China hingga Brasil. Target itu bisa tercapai jika 66 juta pengusaha Indonesia menerapkan setifikasi halal untuk semua produknya.
"Kita baru US$ 11 miliar per tahun 2024 kemarin, China US$ 21,8 miliar. I guarantee you nih, I guarantee you nih, saya jamin bahwa ketika para pengusaha itu sudah tertib halal, kita mencapai US$ 40 miliar dolar. Naik, melewati China. Kenapa? Karena kita punya yang paling banyak. Anda bayangkan, 66 juta pengusaha itu baru 3 juta. Masih 63 juta lainnya yang mesti dihalalin," jelasnya.
Untuk itu dia mengimbau agar pengusaha melakukan sertifikasi halal untuk semua produknya, baik itu makanan minuman, logistik, retoran, kafe hingga makanan di maskapai. Langkah yang dilakukan juga terus melakukan sosialisasi agar setifikasi halal bisa diterapkan pada semua produk sektor usaha.
"Yang mesti kita kejar para pengusaha itu jadi tertib halal. Sorry, bukan berarti makanan yang nggak halal ya. Cuman belum tertib halal. Restoran-restoran, cafe-cafe kita belum sentuh itu. Bahkan di pesawat, semua pesawat makanannya, minumannya, di logistiknya misalnya, di kereta api misalnya, misalnya di rumah sakit. Semua makanannya, semua menunya. Banyak PR kita. Jadi tentu kesadaran dan salah satu strategi yang kami jalankan itu sosialisasi," tegasnya.
Tonton juga video "BPJPH Proses 10 Ribu Sertifikat Halal Perhari untuk Dongkrak Daya Saing Industri"
(ada/ara)