Tak Disangka! Pemulung di Tangsel Raup Rp 1,2 Miliar/Bulan dari Sampah Botol

Tak Disangka! Pemulung di Tangsel Raup Rp 1,2 Miliar/Bulan dari Sampah Botol

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 17 Nov 2025 13:29 WIB
Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU)
Foto: Ignacio Geordi Oswaldo
Jakarta -

Karung demi karung berisi botol plastik tampak menumpuk di sebidang tanah yang berada tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangerang Selatan, Banten.

Di sana ada sebuah Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) yang mengolah ribuan kilogram sampah botol tadi menjadi sumber mata pencarian bernilai miliaran rupiah per bulan.

Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Senin (17/11/2025), koperasi ini terletak di Jalan Cipeucang Raya, tepat bersebelahan dengan TPA dan rumah-rumah warga. Dari kejauhan, bangunan koperasi dapat dengan mudah dikenali karena tumpukan karung-karung berisi botol plastik bekas dan papan nama menyambut di depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat mencoba memasuki bangunan koperasi, akses jalan terlihat sangat sempit karena banyaknya tumpukan botol di sisi-sisinya. Ada yang sudah diolah menjadi bal pres, namun ada juga yang masih berbentuk botol pipih dalam karung.

Berjalan lebih jauh, pengunjung akan menemui 'persimpangan' yang terbuat dari tumpukan botol plastik. Ada yang mengarah ke kantor koperasi, ada juga yang mengarah ke area pengolahan. Tak sedikit anggota koperasi atau RBU ini yang kemudian lalu lalang untuk mengerjakan bagiannya masing-masing.

ADVERTISEMENT

Di depan kantor koperasi, tampak sejumlah ibu-ibu paruh baya yang juga merangkap sebagai pengurus RBU tengah mengupas botol-botol plastik dari mereknya sembari berbincang-bincang. Di sisi lain perempuan yang tampak lebih muda tampak berkumpul di salah satu sudut koperasi dengan mesin conveyor sederhana dan menyortir botol berdasarkan warnanya.

Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU)Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

Sementara mereka para lelaki baik yang muda maupun yang sudah cukup dewasa banyak bertugas memindahkan tumpukan botol dengan bobot puluhan kilogram untuk dipindahkan dari satu proses pengolahan ke proses pengolahan yang lain. Di antara bangunan kantor koperasi dan area pilah tadi, terlihat ada satu mesin pres yang menyempil di antara tumpukan sampah.

Mesin ini digunakan untuk mengubah botol-botol plastik tadi menjadi produk berupa bal pres sebagai bahan plastik daur ulang yang nantinya siap dijual. Kemudian bergerak lebih jauh ke sisi belakang kantor koperasi, terdapat mesin conveyor belt lain untuk mengirim botol-botol yang sudah dipilah ke mesin cacah.

Untuk menuju wilayah pencacahan, anggota koperasi harus keluar bangunan utama dan berpindah ke bangunan lain yang ada tepat di sebelahnya dengan sedikit menjorok ke bawah. Di sana mesin-mesin cacah plastik terus beroperasi, mengeluarkan suara nyaring dan cacahan plastik kecil.

Cacahan plastik ini kemudian dimasukkan ke dalam karung dengan berat total masing-masing 25 kg. Cacahan plastik inilah yang kemudian menjadi produk andalan koperasi lainnya yang selanjutnya dijual bersamaan dengan bal pres plastik.

Sekretaris Koperasi Pemulung Berdaya atau RBU, Juleha, mengatakan koperasi ini dapat menerima dan mengolah sampah botol plastik hingga 6 ton per hari. Dari sana, mereka dapat membukukan omzet atau pendapatan kotor hingga Rp 1,2 miliar per bulan.

"Kalau sebulan Rp 1,2 miliar, jadi setahun bisa Rp 14 miliar lebih lah ya. Tapi itu masih omzet kotor kan," terangnya.

Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU)Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

Saksikan Live DetikSore :



Tonton juga video "Pilu Siswi di Lampung, Putus Sekolah karena Dicap Anak Pemulung"

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads