Siapa bilang pendidikan di Papua selalu terbelakang? Buktinya anak-anak SD di Sorong Papua mampu unjuk gigi ketika ditantang dalam membuat proyek STEM (Science, Technology, Engineering dan Mathematics). Anda bisa dibuat kagum saat melihatnya!
Kekaguman itu pun dirasakan detikcom saat berkunjung ke SDN 35 kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (17/11/2025). Dalam kesempatan tersebut di sekolah ini tengah berlangsung Festival STEM yang melibatkan para siswa dengan beragam eksibisi karya STEM yang telah mereka kembangkan sepanjang tahun.
Memang jika dilihat sekilas, SDN 35 kota Sorong ini sama seperti sekolah negeri lainnya di kawasan kota/kabupaten Indonesia. Bangunan fisik dan fasilitas yang dimilikinya terasa sederhana. Namun jangan tanya soal semangat belajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak SD di Sorong Papua mampu unjuk gigi ketika ditantang dalam membuat proyek STEM (Science, Technology, Engineering dan Mathematics) Foto: Ardhi Suryadhi/detikcom |
Hal ini begitu tercermin dari rona wajah dan antusiasme para siswa/siswi ini saat mengikuti festival STEM yang dibuat seharian tersebut, termasuk saat aksi panggung ataupun menjelaskan ke para pengunjung yang mampir ke booth mereka. Patut diacungi jempol!
Salah seorang siswi mengatakan membuat karya bernama Smart Eco Hydroponic 35 lantaran ingin membantu gurunya yang kerap kewalahan saat merawat tanaman-tanaman di sekolah sembari mengajar di waktu yang bersamaan.
"Maka dari itu kami menemukan ide untuk membantu Ibu Teti (nama sang guru-red.) lewat Smart Eco Hydroponic. Ini adalah alat pompa yang bisa membantu kita dalam menyiram tanaman tanpa harus disiram manual," ujar sang siswi.
"Namun pada tahap pertama, kami tidak langsung berhasil karena pompa air dan selang yang kami pakai terlalu besar. Lalu kami ganti ke alat yang lebih kecil, hingga akhirnya pada percobaan kedua kami berhasil membuat alat tersebut," lanjutnya saat menjelaskan soal Smart Eco Hydroponic di atas panggung.
Dalam Festival STEM di SDN 35 Kota Sorong ini siswa memang diberi ruang untuk menunjukkan ide, penemuan, dan proyek yang mereka kembangkan berdasarkan permasalahan nyata di lingkungan mereka. Proyek STEM siswa lainnya adalah kebun gizi nabati seluas 60 meter persegi yang berisikan pohon buah-buahan, tanaman sayuran dan obat-obatan. Kebun gizi nabati ini akan dimanfaatkan sebagai laboratorium hidup hingga area rekreasi anak-anak.
Anak-anak SD di Sorong Papua mampu unjuk gigi ketika ditantang dalam membuat proyek STEM (Science, Technology, Engineering dan Mathematics) Foto: Ardhi Suryadhi/detikcom |
Proyek STEM lainnya yang ditampilkan antara lain alarm banjir otomatis, kipas angin tanpa listrik, komposter sederhana, dan solusi inovatif ramah lingkungan untuk mengatasi masalah air keruh. Sementara 4 eksibisi hasil Program Sekolah Bakti 2025 yang dipamerkan adalah Program Pengembangan Karakter di Sekolah, Media Pembelajaran Menyenangkan di Kelas, Kreasi Hasil Karya Guru, dan Program Digitalisasi Sekolah.
Memang untuk bisa sampai dalam tahap ini, SDN 35 Kota Sorong tak bisa berjalan sendiri. Ada sejumlah pihak yang membantu, salah satunya adalah Bank Central Asia. SDN 35 Kota Sorong merupakan salah satu sekolah binaan dalam program Sekolah Bakti BCA.
Program yang dikelola Bakti Pendidikan di bawah payung Bakti BCA tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan memberdayakan komunitas sekolah secara holistik. Harapannya program ini dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing, khususnya dalam aspek karakter, sains, dan teknologi.
Turut hadir dalam Festival STEM di SDN 35 Kota Sorong adalah Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong Yuliana Kirihio, para kepala sekolah dan guru dari beberapa Sekolah Dasar di Sorong, serta jajaran manajemen BCA.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communications & Social Responsibility BCA mengatakan, inisiatif ini adalah bentuk komitmen berkelanjutan Bakti BCA bagi saudara-saudara kita di Papua, untuk mendukung guru, siswa, dan orang tua dalam membentuk ekosistem pembelajaran yang kreatif dan inklusif.
"Festival STEM di Kota Sorong juga menunjukkan bagaimana kolaborasi yang kuat antara sekolah, komunitas, dan sektor bisnis dapat melahirkan generasi yang cerdas, inovatif, dan berkarakter kuat," ujarnya.
Festival STEM ini juga menghadirkan sesi workshop dan pemaparan mendalam tentang penyusunan kurikulum, perencanaan proyek STEM, hingga strategi implementasi di kelas. Para guru dan kepala sekolah diberikan contoh praktis, template modul, serta best practice dari sekolah lain untuk mengembangkan program STEM yang terstruktur, berkelanjutan, dan sesuai konteks sekolah.
Pada kegiatan tahun ini, diharapkan guru Sekolah Bakti BCA yang telah mendapatkan pembinaan dapat memberikan diseminasi keahlian kepada 100 guru lainnya di Kota Sorong. Bakti BCA juga meresmikan Ruang Sumber Belajar yang bertujuan mendukung implementasi pembelajaran digital di SDN 35 Kota Sorong dan memberikan 15 unit laptop.
Per September 2025, selain di Sorong, BCA juga membina 11 Sekolah Bakti BCA lainnya di wilayah Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Hingga awal tahun 2025, BCA telah menyerahkan kembali 20 Sekolah Bakti BCA di wilayah Lampung, Serang, Gunung Kidul, dan Banyuwangi kepada Dinas Pendidikan setempat.
"Festival STEM yang dilaksanakan Sekolah Bakti BCA diharapkan dapat membekali siswa dengan keterampilan yang relevan, seperti pemecahan masalah, kolaborasi, literasi digital, serta berpikir kritis dan inovatif. Kami optimistis kegiatan ini dapat menciptakan dampak positif yang menginspirasi dan memberdayakan generasi mendatang," tutup Hera.
(ash/hns)













































