Indonesia Jadi Sarang Lowongan Kerja Palsu se-Asia!

Indonesia Jadi Sarang Lowongan Kerja Palsu se-Asia!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 21 Nov 2025 07:30 WIB
Ilustrasi scam
Ilustrasi/Foto: Shutterstock
Jakarta -

Indonesia disebut sebagai hotspot atau pusat sasaran terbesar penipuan lowongan seantero Asia Pasifik. Hal ini merupakan temuan dari SEEK, induk usaha portal pencairan kerja Jobstreet dan Jobsdb.

Dari laporan SEEK, disebutkan Indonesia tercatat sebagai hotspot terbesar penipuan lowongan kerja, 38% dari seluruh upaya penipuan di Asia Pasifik berada di Indonesia dan 62% dari penipuan lowongan kerja di Asia juga menyasar orang Indonesia.

Temuan ini dirilis dalam rangka International Fraud Awareness Week. Sistem deteksi penipuan SEEK mencatat pola penargetan yang berbeda di tiap negara sepanjang Juli 2024-Juni 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penipuan terpantau banyak menyasar pekerjaan tingkat pertama alias entry-level, terutama di bidang administrasi dan perkantoran. Di Asia, kategori ini menyumbang 29% dari total lowongan palsu.

ADVERTISEMENT

"Kami melihat para penipu ini menjadi semakin canggih dalam menargetkan tiap pasar yang berbeda," ujar Head of Trust & Safety SEEK, Tom Rhind dalam keterangan tertulis, Kamis (20/11/2025).

"Mereka menyesuaikan pendekatan dengan menargetkan jenis pekerjaan dan industri di mana para pencari kerja berada di posisi paling rentan," sambungnya.

Sementara itu, Operations Director Indonesia Jobstreet by SEEK, Willem Najoan, menyebut lonjakan penipuan ini mengkhawatirkan.

"Temuan SEEK yang mengungkap Indonesia sebagai salah satu sasaran penipuan lowongan pekerjaan ini sangat mengkhawatirkan dan mengonfirmasi urgensi yang tinggi. Kita tidak lagi hanya berbicara soal kerugian finansial, tetapi juga risiko keamanan serius di mana job scam telah berevolusi menjadi pintu masuk kejahatan terorganisir seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang," kata Willem.

Sektor Kerja Sasaran Penipuan

Temuan SEEK mengungkapkan ada lima iklan lowongan kerja yang paling banyak digunakan sebagai sarana penipuan. Paling atas adalah pekerjaan administrasi dan perkantoran, 39,36% iklan lowongan kerja di sektor tersebut adalah palsu.

Kemudian, kedua ada di sektor manufaktur, transportasi, dan logistik dengan 21,06% iklan lowongan kerja di sektor tersebut palsu. Lalu di sektor ritel dan produk konsumen tercatat 12,23% iklan lowongan kerja yang ada adalah palsu.

Berikutnya, di bidang perdagangan dan servis jasa tercatat 7,98% iklan lowongan pekerjaan di sektor tersebut adalah penipuan. Terakhir ada penipuan banyak juga terjadi pada sektor pariwisata dengan 5,74% lowongan kerja adalah palsu.

Untuk Indonesia sendiri, data SEEK mengungkap bahwa dalam kategori pekerjaan di bidang administrasi dan perkantoran peran yang paling banyak terdapat penipuan lowongan adalah untuk peran pekerjaan seperti admin toko online, admin e-commerce, dan data entry.

"Posisi Administration & Office Support memang sangat rentan karena biasanya tidak menuntut gelar khusus atau pengalaman yang mendalam," kata Tom Rhind.

Posisi di bidang sales atau penjualan juga menunjukkan pola serupa karena sering menjanjikan pekerjaan cepat dan penghasilan berbasis komisi, yang tentu menarik bagi lara pencari kerja yang sangat membutuhkan pemasukan.

"Jika digabungkan, kategori-kategori tingkat entry-level ini menciptakan kelompok calon korban yang lebih besar. Hal ini mempermudah para pelaku penipuan untuk semakin menebar penipuan lowongan kerja yang terlihat meyakinkan," ungkap Tom Rhind.

Sementara itu, di bidang manufaktur, transportasi, dan logistik penipuan banyak menyasar pada iklan lowongan kerja yang menargetkan posisi operasional gudang seperti staff gudang.

Simak juga Video 'RI Negara Tertinggi soal Lowongan Kerja Palsu di Asia Pasifik':

Halaman 3 dari 2
(hal/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads