Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi beras tahun ini akan mencapai 34,77 juta ton. Angka tersebut naik dari target sebelumnya yang disampaikan pada September 2025 sebesar 33 juta ton.
Target tersebut juga naik dibandingkan dengan capaian dalam lima tahun terakhir. Pada 2021 produksi beras sebesar 31,36 juta ton, 2022 31,54 juta ton, 2023 31,10 juta ton, 2024 sebesar 30,62 juta ton.
"Produksi beras 2025 mencapai 34,77 juta ton, meningkat 13,54% dari target yang diberikan 32 juta ton, kenaikna 2,7 juta ton dari target yang diberikan," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan peningkatan produksi saat ini, stok cadangan beras pemerintah (CBP) berada di posisi 3,8 juta ton. CBP ini disimpan di gudang Perum Bulog,
"Stok kita pernah mencapai 4,2 juta ton (saat ini 3,8 juta ton)," paparnya.
Amran menyebut, target produksi tahun ini sama dengan proyeksi dari The Department of Agriculture (USDA) yang memprediksi produksi beras Indonesia akan mencapai 34,6 juta ton. Tak hanya itu, target tahun ini juga mendekati dari proyeksi Food and Agriculture Organization (FAO) sebesar 35,6 juta ton.
Lebih lanjut, produksi jagung juga diproyeksi meningkat sebesar 16,55 juta ton atau naik 9,34% dibandingkan periode yang sama pada 2024.
"Indonesia tahun ini untuk pakan tidak impor, jagung untuk pakan,"pungkasnya.
Target terbaru produksi beras tersebut seiring dengan catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) 34,77 juta ton. Angka tersebut naik 4,14 juta ton atau naik 13,54% dibandingkan periode 2024.
Sebelumnya, Amran menargetkan produksi beras tahun ini dapat mencapai 33 juta ton. Angka itu disebut di atas target dari Komisi IV DPR RI dan Presiden Prabowo Subianto.
Dengan peningkatan produksi tersebut, Amran menyebut, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan tahun ini.
"Hasil BPS kemarin 31,04 juta ton (prediksi produksi sampai Oktober). Makanya kemarin kami berani klarifikasi saat Bappenas bilang hanya (produksi) 31 ton di Oktober, ini masih dua bulan lagi, mudah-mudahan 33 juta ton (tahun ini)," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
(ada/ara)










































