Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan sebanyak 27.000 hektare (ha) lahan sawah terendam bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Selain itu teridentifikasi juga 385 ha sawah mengalami kerusakan atau puso.
Hal ini disampaikan oleh Sekretari Jenderal Kementerian Pertanian Suwandi. Ia menyebut identifikasi itu berdasarkan hasil rapat yang dilakukan juga dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
"Bapak Menteri mengidentifikasi tim sudah turunkan ke 3 provinsi, sudah ketemu yang kena banjir 27.000 hektare padi, yang puso 385 hektare, sebagian ada jagung 200 haktare untuk jagung," kata dia dalam rapat koordinasi inflasi di Kemeterian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025).
Saat ini pemerintah telah mengirimkan bantuan pangan beras dan minyak goreng ke tiga wilayah mengalami bencana banjir. Ia menyebut bantuan itu masih dalam perjalanan.
Lebih lanjut, untuk langkah antisipasi terkait bencana ini, Kementan menyusun delapan strategi. Pertama mapping wilayah yang biasa terjadi banjir dan memantau harian kondisi cuaca melalui BMKG.
Kedua, membentuk brigade sebagai langkah antisipasi, mitigasi, dan adaptasi. Ketiga, memperkuat sistem irigasi dan pengolahan air. Keempat memperbaiki drainase yang rusak, kelima pemanfaatan benih yang tahan genangan, keenam penanganan serangan hama, ketujuh penyuluhan bagi petani tentang adaptasi iklim, dan kedelapan memberikan bantuan benih.
"Intinya masing-masing daerah mesti mapping daerah-daerah banjir. Penting benih yang tahan genangan karena banyak angin juga, kemudian serangan hama penyakit. Yang terakhir, membantu bantuan benih gratis," pungkasnya.
Lihat Video 'Citra Satelit Deforestasi di Sumut yang Diduga Sebabkan Bencana':
(ara/ara)