Persaingan Mencari Kotoran Pun Makin Berat, Jasa Sedot WC Kian Sekarat

Persaingan Mencari Kotoran Pun Makin Berat, Jasa Sedot WC Kian Sekarat

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 05 Des 2025 15:22 WIB
Persaingan Mencari Kotoran Pun Makin Berat, Jasa Sedot WC Kian Sekarat
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Bisnis sedot WC saat ini tampaknya sedang tidak baik-baik saja. Kondisi ini terlihat dari banyaknya tukang dan truk sedot WC yang hanya bisa mangkal menunggu panggilan pelanggan di sekitar Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur.

Salah satu tukang sedot WC yang mangkal di kawasan itu, Rohman, mengatakan mereka memang kerap mangkal di titik-titik ini saat sedang tidak menerima pesanan. Setidaknya mereka hampir setiap hari menunggu pesanan di sana sejak pagi hari tanpa jam tetap, hingga sore sekitar pukul 16.00 WIB.

"Kadang nggak ada yang pesan sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada yang datang kan. Kadang ada orang lewat, dia minta nomor kita dulu," ucap Rohman saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (5/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya kondisi sepi pesanan ini terjadi lantaran persaingan antar tukang sedot WC yang semakin sengit. Sebab menurutnya saat ini jasa sedot WC bukan usaha yang setiap hari dapat pesanan, namun jumlah tukang penyedia jasa semakin banyak.

"Sekarang memang sudah banyak sih yang buka jasa sedot WC kan. Sudah banyak, di Buaran saja, kalau Sabtu-Minggu itu di perempatan banyak yang parkir di sana," katanya.

ADVERTISEMENT

"Di Buaran tuh, di Perempatan parkirnya biasanya Sabtu-Minggu, kan. Kalau bukan Sabtu-Minggu kan nggak boleh di situ. Tapi kalau Sabtu-Minggu tuh penuh," sambung Rohman.

Belum lagi durasi rumah untuk memanggil kembali jasa sedot WC bisa sangat lama bergantung pada luasan septic tank. Untuk septic tank ukuran kecil, bisa penuh dalam waktu tiga bulan, namun untuk yang ukuran besar bisa sampai tahunan baru penuh dan memerlukan jasa sedot WC.

"Kalau yang septic tank yang dalamnya cuma satu meter, itu biasanya ukuran satu kali satu, itu bisa tiga bulanan. Terus ada juga seperti kontrakan kan, otomatis septic tank-nya lebih gede. Itu bisa lama juga, ada yang sampai 6 bulan sekali, ada yang sampai 5 tahun gitu, resapannya dibikin lebar," jelasnya.

Untuk itu, tak jarang para tukang sedot WC memasang iklan jasanya di tiang-tiang jalan guna memperluas peluang mereka mendapatkan panggilan. "Kadang kita kan gitu. Kita sambil sedot di daerah situ, kita sebarin saja. Sedot di mana, dekat-dekat situ tempelin," papar Rohman.

Senada, tukang sedot WC lain yang kerap mangkal di dekat Samsat Jakarta Timur bernama Joni juga mengatakan dalam sehari dirinya belum tentu bisa menerima satu pelanggan pun.

"Kalau sekarang seharian saja belum tentu dapat. Sekarang dapat dua sehari, sudah jago. Kalau dulu bisa empat, lima sehari," kata Joni.

Menurutnya kondisi dipengaruhi oleh sengitnya persaingan antar tukang sedot WC. Ditambah dengan model usaha yang tidak setiap hari jasanya diperlukan pelanggan, membuat pesanan pelanggan semakin tipis.

"Makin lama kan mobil makin banyak, jadi saingannya semakin banyak," ucapnya.

Sehingga untuk bisa bertahan, Joni harus memperluas jangkauan layanan sedot WC-nya. Selama ada panggilan dan sepakat dengan harga jasa, ia siap jalan ke mana saja. Bahkan paling jauh, dirinya pernah menerima pelanggan sampai Depok hingga Sukabumi.

"Sekarang terima bebas dari mana. Sampai Depok, sampai Sukabumi kalau ada panggilan, tergantung permintaan," ungkap Joni.

Tonton juga video "Viral Tawaran Jasa Nikah Siri di TikTok, Begini Respons MUI"

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads