RI Percepat Perjanjian Dagang dengan Turki, Ini Manfaatnya

RI Percepat Perjanjian Dagang dengan Turki, Ini Manfaatnya

Aulia Damayanti - detikFinance
Minggu, 07 Des 2025 18:00 WIB
RI Percepat Perjanjian Dagang dengan Turki, Ini Manfaatnya
Jakarta - Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat dan memperluas cakupan Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia-Turkiye (IT-PTA) - Foto: Dok. Kementerian Perdagangan
Jakarta -

Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat dan memperluas cakupan Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia-Turkiye (IT-PTA), sebagai langkah awal strategis menuju Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IT-CEPA).

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti dalam Pertemuan Bilateral dengan Wakil Menteri Perdagangan Republik Turki Mustafa Tuzc di sela-sela Pertemuan Ke-4 Dewan Menteri Perdagangan D-8 di Kairo, Mesir, pada 2 Desember 2025.

Roro menegaskan penting juga untuk memberikan fleksibilitas yang memadai bagi kedua pihak agar cakupan produk tidak terlalu sempit dan dapat benar-benar mencerminkan kepentingan bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indonesia mendorong agar sektor-sektor kunci seperti tekstil, alas kaki, serta besi dan baja tetap dibahas agar manfaat perjanjian ini dapat dirasakan secara lebih merata," lanjut Roro, dalam keterangannya, Minggu (7/12/2025).

ADVERTISEMENT

Pemerintah Indonesia memandang IT-PTA sebagai langkah strategis untuk memperdalam hubungan ekonomi antara kedua negara, sekaligus sebagai landasan penting menuju perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA).

Dalam pertemuan tersebut, Roro pun memaparkan data positif perdagangan kedua negara. Per November 2025, total perdagangan Indonesia-Turkiye pada tahun 2024 mencapai US$ 2,4 miliar, dengan tren pertumbuhan lima tahun sebesar 13,50%.

Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 1,5 miliar. Ekspor Indonesia tahun 2024 mencapai US$ 1,9 miliar meningkat sebesar 26,05% dibandingkan tahun 2023 dengan produk utama meliputi produk setengah jadi dari besi atau baja non-paduan, baja tahan karat canai pipih, serat stapel buatan, kokas batubara, dan minyak kelapa sawit.

"Saat ini tren perdagangan antara Indonesia dan Turkiye mengalami tren yang positif. Tentu saja ada lebih banyak potensi yang dapat lebih dikembangkan untuk mewujudkan capaian target perdagangan kita sebesar US$ 10 miliar, kita perlu segera mencapai perdagangan yang lebih berarti melalui IT-PTA," ujar Roro.

Turkiye saat ini merupakan tujuan ekspor terbesar ke-23 dan sumber impor terbesar ke-36 bagi Indonesia. Indonesia juga akan mempertimbangkan usulan tersebut dan mengusulkan agar kedua negara dapat menjajaki potensi kerja sama di bidang konstruksi, mengingat Indonesia sedang membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads