Akhir tahun kerap kali menjadi momentum yang pas untuk memberikan 'hadiah' untuk diri sendiri usai bekerja keras selama 12 bulan terakhir. Belum lagi pada momen ini, banyak pusat perbelanjaan hingga toko online memberikan diskon belanja besar-besaran.
Selain itu berbeda dengan momen hari raya lainnya, pada periode ini kebanyakan barang belanjaan memang dibeli sebagai hadiah terhadap diri sendiri alias self reward. Sebab pada periode atau hari raya lain, disko banyak dibelanjakan untuk keperluan hari raya tersebut.
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, mengatakan self reward atau memberikan hadiah untuk diri sendiri dengan berbelanja barang-barang diskon boleh saja dilakukan. Bahkan hal ini terasa menjadi perlu untuk menjaga semangat bekerja ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dirinya tetap mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam berbelanja atau berburu barang-barang diskon. Artinya penting untuk mengetahui seberapa banyak dana yang dimiliki atau bisa digunakan untuk memanjakan diri sendiri ini.
"Boleh banget dong self reward, tapi ada uangnya nggak. Penting banget deh sekarang karena dengan gampangnya berutang, pakai paylater atau pinjaman kita menganggap beli saja dulu, bayarnya gimana nanti," terangnya kepada detikcom, Jumat (12/12/2025).
Jika yang bersangkutan memang memiliki dana terpisah di luar dari dana simpanan yang lain semisal dana darurat, dana pendidikan anak, atau simpanan khusus lainnya, menurut Tejasari tak masalah jika dana tersebut dihabiskan untuk berbelanja.
Namun, ia sangat tidak menyarankan jika self reward ini didapatkan dengan berutang baik itu menggunakan kredit, paylater, atau pinjaman online (pinjol). Sebab alih-alih memanjakan diri, utang-utang ini malah akan menjadi beban di kemudian hari.
"Risikonya adalah level utangnya jadi tinggi, keuangan kita jadi berat, karena banyak utang dan harus bayar bunga tinggi dengan pinjaman online," terangnya.
"Jangan beli self reward dengan utang. Kalau utangnya jadi banyak, toh kita juga yang jadi susah, malah jadi nggak bahagia," sambung Tejasari.
Untuk itu ia sangat menyarankan kalau memang yang bersangkutan ingin memberikan self reward, sebaiknya dari jauh-jauh hari sudah menyiapkan dana yang diperlukan.
"Nah untuk akhir tahun ini, buat yang mau mengejar promo diskon, sekali lagi, hitung budget-nya dulu. Berapa yang saya mampu untuk gunakan, dan pilih barang-barang yang memang jadi kebutuhan dan prioritas buat saya saat ini," tegas Tejasari.
Senada, Perencana Keuangan Eko Endarto berpendapat menghabiskan sisa dana untuk berburu diskon akhir tahun sebagai bentuk self reward bukanlah hal yang buruk. Sebab memberi hadiah kepada diri sendiri penting untuk menjaga semangat bekerja di kemudian hari.
Namun sama seperti Tejasari, dirinya juga sangat menyarankan untuk berbelanja dengan dana yang memang aman untuk dihabiskan. Artinya dana tadi bukan bagian dari alokasi uang untuk pos-pos pengeluaran penting.
"Belanja sih nggak masalah asalkan apa? Asalkan hal-hal utama dia sudah selesai dulu. Pertama cicilan utang dia selesai dulu kalau ada utang, kalau nggak ada utang berarti investasi sama proteksi dia harus selesai, dana cadangan harus dia pulihkan dulu baru kemudian belanja" ucapnya.
Di luar itu, ia tidak mempermasalahkan yang bersangkutan untuk membelanjakan seluruh sisa uang yang dimiliki. Walaupun Eko tetap beranggapan jika sisa dana tadi tak habis digunakan untuk self reward, tapi juga bisa mengurangi sisa utang atau cicilan yang perlu dibayarkan.
"Selama prioritas utama sudah jalan semua sih nggak masalah. Boleh juga memanjakan diri sendiri kan. Walaupun sebenarnya kalau bisa sih, kalau dimungkinkan, kurangilah sebagian dari utang yang kita miliki, kalau dimungkinkan," kata Eko.
Lihat juga Video: Diskon Elektronik di Transmart: Mesin Cuci hingga Kulkas 2 Pintu











































