Wamentan Sebut 3 Holding BUMN Pangan Harus Bisa Kelola Utang-Geber Kinerja

Wamentan Sebut 3 Holding BUMN Pangan Harus Bisa Kelola Utang-Geber Kinerja

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 15 Des 2025 15:49 WIB
Wamentan Sebut 3 Holding BUMN Pangan Harus Bisa Kelola Utang-Geber Kinerja
Wamentan Sudaryono - Foto: detikcom/Aulia Damayanti
Jakarta -

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menilai pembentukan holdingisasi tiga BUMN pangan, ID Food, PTPN Group, dan Pupuk Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Namun, ia menegaskan keberhasilan holdingisasi tidak cukup, menurutnya harus diikuti dengan peningkatan kinerja dan pengelolaan keuangan yang sehat.

Hal ini disampaikan dalam paparannya di Sidang Terbuka Promosi Doktor School of Business di IPB University. Disertasi yang ditulis oleh Sudaryono mengenai "Evaluasi dan Strategi Optimisasi Kinerja BUMN Pasca Kebijakan Holdingisasi di Indonesia.

"Holdingisasi itu sendiri kan secara riset saya baik. Nah tinggal seberapa cepat setelah holdingisasi itu kemudian bisa selaras dan bisa menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Itu saja tantangannya," kata Sudaryono di Auditorium IPB University, Bogor, Senin (15/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sudaryono, salah satu kunci agar holdingisasi berjalan efektif adalah dengan mencermati rasio keuangan perusahaan, khususnya current ratio, serta memastikan pengelolaan utang dilakukan secara prudent. Ia menilai, tanpa disiplin keuangan, holdingisasi justru berisiko menimbulkan tekanan baru bagi BUMN pangan.

ADVERTISEMENT

"Salah satu caranya adalah dengan mencermati current ratio dan juga pengelolaan utangnya yang baik," ujarnya.

Sudaryono menilai Pupuk Indonesia menjadi contoh holding BUMN pangan yang mulai menunjukkan perbaikan kinerja secara signifikan. Ia menyinggung terbitnya revisi Perpres Nomor 6 Tahun 2025 yang mengubah skema subsidi pupuk dari subsidi produk akhir menjadi subsidi bahan baku.

"Sekarang dengan terbitnya revisi Perpres Nomor 6 Tahun 2025, subsidi pupuk yang tadinya di ujung produk akhir dialihkan ke subsidi bahan baku, dan itu berimplikasi positif terhadap kinerja keuangan Pupuk Indonesia," jelasnya.

Ia mengungkapkan, kebijakan tersebut menghasilkan efisiensi hingga Rp 4,1 triliun. Dana efisiensi itu kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk diskon pupuk bersubsidi sebesar 20%, tanpa tambahan anggaran dari APBN.

"Jadi 20% diskon pupuk subsidi itu tanpa adanya input APBN anggaran baru. Ini murni dari efisiensi dan efektivitas kegiatan bisnis Pupuk Indonesia," kata Sudaryono.

Lebih jauh, doktor lulusan IPB University ini menekankan pentingnya kebijakan berbasis riset dalam pengelolaan BUMN pangan. Menurutnya, pendekatan akademik dan landasan keilmuan memang tidak mudah, tetapi menjadi syarat utama agar kebijakan yang diambil tepat sasaran.

"Berpendapat dengan literasi, merujuk pada sisi-sisi keilmuan itu tidak mudah, tapi itulah fungsi riset. Landasan teori dan sains itu menuju kebenaran," ujarnya.

Sebagai informasi, pemerintah sebelumnya telah membentuk dan menjalankan holdingisasi BUMN pangan untuk memperkuat rantai pasok dan ketahanan pangan nasional. Holding BUMN pangan itu mencakup ID FOOD, PTPN Group, dan Pupuk Indonesia.

ID FOOD merupakan holding pangan yang dibentuk melalui pengalihan saham sejumlah BUMN pangan seperti PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Sang Hyang Seri, Perum Perikanan Indonesia, PT Berdikari, hingga PT Garam, dengan tujuan mengintegrasikan sektor pangan dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, PTPN Group berperan penting dalam penyediaan komoditas perkebunan strategis seperti gula dan kelapa sawit yang menjadi bagian dari ekosistem pangan nasional.

Adapun Pupuk Indonesia menjadi holding strategis di sektor input pertanian, khususnya pupuk, yang menopang produktivitas pertanian nasional. Perbaikan kinerja Pupuk Indonesia juga didorong oleh perubahan kebijakan subsidi pupuk yang kini dialihkan dari produk akhir ke bahan baku, sehingga menciptakan efisiensi dan memperkuat kondisi keuangan perusahaan.

Simak juga Video 'Taufiq Supriadi, Ketua RT Inovatif dari Jakarta Timur':

(ada/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads