Jumlah pemudik libur Natal dan tahun baru 2025/2026 atau Nataru berdasarkan Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan akan mencapai 119,5 juta. Jumlah itu meningkat 2,71% dari tahun lalu atau sekitar 42,01% dari jumlah penduduk Indonesia
Dengan jumlah pemudik itu diproyeksi akan ada perputaran uang yang mencapai Rp 107,56 triliun. Dasar perhitungannya adalah jumlah 119,5 juta setara dengan 29.875.000 keluarga dengan asumsi rata rata per keluarga 4 orang.
"Jika per keluarga membawa bekal uang rata rata Rp 3,6 juta maka potensi perputaran uang menembus Rp 107,550 triliun. Masih berpotensi diatas itu, kita mengambil angka yang moderat naik 10% dari tahun lalu rata rata Rp 3,3juta/keluarga," sebut Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Otonomi Daerah dalam keterangan tertulis, Senin (15/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jumlah pemudik ini di luar perkiraan, mengingat dalam dua bulan kedepan sudah memasuki bulan puasa, atau masyarakat sudah melakukan persiapkan untuk mudik Idul Fitri 2026. Oleh karena itu awalnya ia menduga waktu yang berdekatan ini masyarakat berpotensi tidak melakukan perjalanan mudik.
"Ternyata ini diluar dugaan, antusias masyarakat melakukan mudik libur Nataru baik untuk merayakan Natal maupun liburan akhir tahun dipicu oleh stimulus yang diberikan Pemerintah sebagai upaya terpadu untuk mereduksi beban biaya perjalanan masyarakat yang biasanya meningkat tajam menjelang akhir tahun," tuturnya.
Stimulus tersebut menjadi daya tarik seperti tarif diskon tarif tol 10-20% ruas jalan tol di Jabodetabek, Trans Jawa, Non Jawa dan Trans Sumatera. Kemudian diskon seluruh moda transportasi darat,laut dan udara.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan diskon sebesar 30% untuk kelas ekonomi, sedangkan PELNI menyediakan potongan sekitar 20% untuk tiket kapal laut. PT ASDP memberikan keringanan tarif jasa kepelabuhanan rata-rata potongan sekitar 19% pada lintasan-lintasan prioritas.
Sedangkan angkutan udara PPN ditanggung Pemerintah (DTP) dan berbagai maskapai penerbangan menerapkan penurunan tarif angkutan udara rata-rata 13 - 14% khusus tiket kelas ekonomi.
Sarman menambahkan, berbagai sektor usaha akan lebih produktif dan cuan selama libur Nataru, seperti pusat perbelanjaan, mall, grosir, jasa parcel natal, toko kue, hotel, motel, villa, apartemen, restoran, cafΓ©, pusat kuliner, pengrajin oleh oleh khas daerah, aneka produk UMKM, minimarket dan pedagang mikro yang tersebar di berbagai objek wisata.
Skala industry food and beverage untuk kebutuhan Natal dan Tahun baru, khususnya produsen fashion/batik/kain khas daerah, makanan dan minuman seperti kue, roti, snack, daging, sosis dan minuman seperti sirup, soft drink dan minuman beralkohol.
"Juga sektor logistic dan transportasi travel,jasa penyewaan mobil/rental. Untuk kebutuhan uang tunai,Bank Indonesia (BI) dan pihak Perbankan agar memastikan ketersediaan dalam berbagai pecahan uang rupiah baik melalui ATM maupun pengambilan langsung untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026," imbuh Sarman
Perputaran uang selama libur Nataru akan tersebar di daerah yang penduduknya merayakan Natal seperti Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan berbagai Kabupaten di Indonesia. Serta, daerah tujuan wisata favorit seperti Bali, Yogyakarta, Malang, Bandung, Bogor dan lain-lain.
Sarman juga mengimbau para pengelola destinasi wisata, hotel, pengelola parkir, kuliner UMKM makanan dan souvenir khas daerah tidak menaikkan harga atau tarif berlebihan agar para pemudik tidak ragu menghabiskan uangnya.
"Semoga liburan Nataru ini akan mampu menggerakkan ekonomi di berbagai daerah dan akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal IV-2025 yang ditargetkan di kisaran 5,00-5,04% sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 bisa bertahan di angka 5% atau lebih," tutupnya.
(ily/hns)










































