Susul Tim Negosiator Tarif Dagang, Airlangga Terbang ke AS Lusa

Susul Tim Negosiator Tarif Dagang, Airlangga Terbang ke AS Lusa

Herdi Alif Al Hikam, Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 15 Des 2025 20:51 WIB
Susul Tim Negosiator Tarif Dagang, Airlangga Terbang ke AS Lusa
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.Foto: Dok. YouTube Setpres
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan perundingan soal tarif resiprokal terhadap Indonesia oleh Amerika Serikat (AS) tetap berlanjut. Sebelumnya sempat beredar negosiasi batal.

Menurut Airlangga, tim delegasi Indonesia sudah di AS untuk melanjutkan perundingan. Airlangga pun akan menyusul ke AS pada Rabu (17/12/2025).

Di AS, Airlangga bersama tim negosiator akan memfinalisasi dokumen hukum kerja sama perdagangan kedua negara bersama Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (United States Trade Representative/USTR).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim sudah sampai di Amerika, jadi tim sudah mulai berbicara dan saya lusa akan berangkat ke sana," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2025).

"Masih pembahasan legal drafting-nya, sedangkan dibahas. Harapannya bisa selesai," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Airlangga menjelaskan dokumen hukum kerja sama tersebut biasanya akan ditandatangani oleh pemimpin kedua negara, yakni Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump.

Namun hal ini masih perlu dibahas lebih jauh, walau kemungkinan besar akan dilakukan awal 2026 nanti. Begitu juga terkait pemberlakuan kesepakatan dagang tersebut akan sangat bergantung pada isi dokumen hukum kerja sama yang akan diselesaikannya lusa.

"Nanti kita lihat sesudah pembahasan, kemungkinan tahun depan," ucapnya.

Dalam kesepakatan dengan AS, sejumlah komoditas Indonesia yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam akan mendapatkan tarif 0% antara lain kakao, karet, teh, kopi, serta produk karet lainnya.

Sementara tarif untuk beberapa komoditas lainnya masih dibahas dan ditargetkan ikut mendapat 0%.

"Kakao dan yang lain itu sudah ada executive orders. Tetapi khusus untuk kelapa sawit itu masuk dalam bilateral, bagian dari bilateral. Ini yang akan nanti dibahas," jelasnya.

"Kalau untuk yang tarif kan sudah final perundingan antara Bapak Presiden dan Presiden Trump. Tetapi yang pengecualian itu targetnya 0," sambungnya.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads