BPS Ungkap Sektor Ekraf Serap 27,4 Juta Lapangan Kerja, Ekspor US$ 26,68 M

BPS Ungkap Sektor Ekraf Serap 27,4 Juta Lapangan Kerja, Ekspor US$ 26,68 M

Ega Shepiani - detikFinance
Rabu, 17 Des 2025 14:57 WIB
BPS Ungkap Sektor Ekraf Serap 27,4 Juta Lapangan Kerja, Ekspor US$ 26,68 M
Foto: dok. Kementerian Ekraf
Jakarta -

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menerima laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat sektor ekonomi kreatif menyerap 27,4 juta tenaga kerja atau 18,70 persen dari total penduduk bekerja. Angka ini melampaui target nasional.

Laporan tersebut mencakup capaian tenaga kerja, ekspor, dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah pekerja ekonomi kreatif yang mencapai 27,4 juta orang itu melampaui target 2025 sebesar 25,55 juta orang. Selain itu, lebih dari 50 persen tenaga kerja ekonomi kreatif berusia di bawah 40 tahun menunjukkan sektor ini menjadi sumber lapangan kerja baru yang relevan bagi generasi muda.

"Pada tahun 2025 terjadi peningkatan luar biasa di tenaga kerja ekonomi kreatif, tentunya ini menjadi salah satu kontributor terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa sektor ini telah menyerap 27,4 juta pekerja menunjukkan pentingnya ekraf bagi perekonomian Indonesia," ujar Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangan tertulis, Rabu (17/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Capaian positif lainnya terlihat dari kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional yang terus menguat. BPS mencatat kontribusi ekonomi kreatif terhadap nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2024 mencapai Rp 1.611,2 triliun atau sebesar 7,28% dari PDB nasional.

"PDB ekonomi kreatif Indonesia sejak tahun 2022 hingga tahun 2024 terus meningkat. Pada tahun 2024, nilai PDB ADHB sektor ekonomi kreatif adalah Rp 1.611,2 triliun. Di mana kontribusi ekonomi kreatif terhadap ekonomi Indonesia meningkat, pada tahun 2024 ini pertumbuhan PDB ekraf mencapai 6,57%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03%," kata Amalia.

ADVERTISEMENT
Kementerian Ekraf Foto: Kementerian Ekraf

Dalam hal ekspor, ekonomi kreatif mencatat kinerja positif dengan nilai ekspor periode Januari-Oktober 2025 mencapai US$ 26,68 miliar atau 11,96% dari total ekspor nonmigas nasional. Angka tersebut melampaui target RPJMN 2025 sebesar USD 26,44 miliar. Subsektor fesyen menjadi penyumbang terbesar dengan nilai US% 14,86 miliar, disusul kriya sebesar US$ 11,10 miliar. Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor, diikuti Swiss dan Jepang.

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya menyampaikan capaian ini tidak terlepas dari peran strategis BPS dalam menyediakan data yang akurat dan berkelanjutan. Menurutnya, statistik ekonomi kreatif menjadi fondasi penting bagi perumusan kebijakan berbasis data yang selaras dengan kebutuhan pelaku kreatif di daerah.

"Apresiasi saya sampaikan kepada BPS. Kolaborasi ini pernah terjalin sejak 2010, sempat terputus, dan pada 2025 kembali kami hidupkan sebagai implementasi Asta Ekraf, khususnya Ekraf Data, untuk memperkuat data-driven policy making," ujarnya.

Teuku Riefky menegaskan capaian tersebut membuktikan ekonomi kreatif telah bertransformasi menjadi kekuatan nyata dan selaras dengan semangat ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

"Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru dan mesin baru pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dari daerah dan menggerakkan Indonesia," tutupnya.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads