Telkom Bidik Pasar Fiber di Atas 25% Usai Lepas Aset ke Anak Usaha

Telkom Bidik Pasar Fiber di Atas 25% Usai Lepas Aset ke Anak Usaha

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 18 Des 2025 21:42 WIB
Telkom Bidik Pasar Fiber di Atas 25% Usai Lepas Aset ke Anak Usaha
Foto: Andi Hidayat/detikcom
Jakarta -

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membidik peningkatan pangsa pasar pada bisnis wholesale fiber connectivity di atas 25% usai melepas bisnis dan aset ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia. Adapun saat ini, pangsa pasar Telkom di segmen ini baru mencapai 16%.

Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Budi Satria Dharma Purba, menjelaskan pengalihan aset dan bisnis ke TIF dapat mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing, yang mendongkrak pertumbuhan pangsa pasar perseroan.

"Saat ini kita market share sekitar 16% dengan pengalihan ke TIF nanti dengan efisiensi dan competitiveness yang akan dibangun, kita berharap bahwa market share itu berada di atas 25%," ungkap Budi dalam konferensi persnya di The Telkom Hub, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, peningkatan market share di segmen wholesale fiber juga berdampak langsung pada optimalisasi nilai aset infrastruktur yang selama ini belum tergarap. Dengan penguatan peran TIF sebagai entitas khusus pengelola bisnis wholesale fiber, Telkom berharap dapat meningkatkan daya saing di pasar domestik dengan valuasi di atas Rp 100 triliun.

"Harapannya kalau kita bisa drive minimum 25% untuk mencapai valuasi tadi di atas Rp 100 triliun tentunya kalau harapan dan ekspektasi kita lebih dari itu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Adapun saat ini, aset InfraNexia usai spin-off mencapai Rp 35 triliun di tahap 1. Ke depan, spin-off ditargetkan hingga 99,99% atau sekitar Rp 90 triliun. Meski memiliki aset yang terbilang besar, Telkom sendiri belum berencana membawa InfraNexia Initial Public Offering (IPO) di pasar modal.

Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, mengatakan perseroan belum mengambil keputusan terkait rencana tersebut. Adapun anak usaha Telkom Indonesia yang terakhir IPO adalah PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel pada November 2021 lalu.

"Jadi kalau saat ini kami belum mengambil keputusan terkait rencana ya membawa Infranexia ini ke pasar melalui mekanisme IPO karena memang sekarang ini fokus kami masih ke dalam menyelesaikan proses spin off asset wholesale fiber connectivity yang sekarang kami sedang lakukan tahap 1 dan nanti untuk tahap 2 nya di semester pertama tahun 2026," ungkapnya.

Meski begitu, Dian tak menutup kemungkinan melakukan IPO untuk anak usaha tersebut. Akan tetapi, kemungkinan tersebut dapat dilakukan jika proses spin off rampung dilaksanakan.

"Opsi masih terbuka ya, baik itu IPO maupun menggandeng mitra strategis. Karena prioritas saat ini masih memastikan bahwa Infranexia bisa menjadi integritas fiberco yang mumpuni yang bisa membawa pertubuhan yang lebih tinggi lagi untuk Telkom dan bisa meng-create value terhadap Telkom grup. Jadi jawabannya adalah opsi masih terbuka, kemungkinannya belum dipastikan sebagai suatu keputusan di saat sekarang," lanjutnya.

Tonton juga video "Langkah Nyata Telkom: Jangkau Merauke, Menggerakkan Ekonomi Digital Lokal"

(ahi/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads