Dana Moneter Internasional (IMF) melaporkan kebijakan makroekonomi dan keuangan pemerintah Malaysia berhasil membuat negara itu memiliki ketahanan yang luar biasa terhadap ketegangan perdagangan dan ketidakpastian global, mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat tahun ini.
Melansir Bernama, Sabtu (20/12/2025), laporan yang diterbitkan IMF menyoroti bagaimana konsumsi dan investasi domestik yang kuat, pertumbuhan lapangan kerja yang solid, dan siklus peningkatan sektor teknologi global memainkan peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Negeri Jiran.
Laporan tersebut juga menyoroti bagaimana kesepakatan perdagangan antara Malaysia dengan Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2025 turut membantu mengurangi ketidakpastian bagi bisnis dan konsumen tetangga Indonesia yang satu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom dari Putra Business School, Madya Ahmed Razman Abdul Latiff, mengatakan bahwa penilaian IMF menggarisbawahi kinerja ekonomi yang kuat telah membantu menjaga stabilitas, yang bersama-sama memberikan penyangga yang kuat terhadap guncangan eksternal.
"Sementara prospek jangka pendek tetap positif, risiko penurunan tetap ada, terutama dari faktor eksternal seperti melemahnya permintaan global, khususnya dari mitra dagang utama, gangguan perdagangan akibat peristiwa geopolitik, dan volatilitas pasar keuangan," kata Ahmed Razman kepada Bernama.
Lebih lanjut, Ahmed Razman berpendapat ke depan disiplin fiskal yang berkelanjutan yang menargetkan anggaran defisit yang lebih rendah, kebijakan moneter berbasis data, dan reformasi struktural pada kesenjangan upah dan lapangan kerja akan sangat penting untuk membangun kembali cadangan ekonomi Malaysia.
"Hal ini sangat penting dalam memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di tengah lingkungan global yang tidak pasti," tambahnya.
Sementara itu ekonom Universitas Sunway, Yeah Kim Leng, meyakini ulasan positif dari IMF telah menegaskan ketahanan ekonomi Malaysia, terutama dalam kemampuannya untuk melawan tren perlambatan ekonomi dan melindungi diri dari tantangan global.
Menurutnya, hal ini berdampak positif karena perekonomian tumbuh di atas ekspektasi, mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,2% pada kuartal ketiga tahun 2025.
"Pemotongan suku bunga secara proaktif yang diiringi pendekatan bertahap dalam konsolidasi fiskal dan rasionalisasi subsidi telah terbukti tepat dalam menghadapi lanskap global yang bergejolak sekaligus terus menjaga kepercayaan konsumen dan investor dengan langkah-langkah yang tepat sasaran," terangnya.
"Penilaian positif dari IMF diharapkan akan semakin memperkuat kepercayaan," jelas Kim Leng lagi.
(igo/eds)










































