Presiden Prabowo Subianto menyoroti masih terbatasnya jumlah layar bioskop di Indonesia. Prabowo meminta Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf)/Badan Ekonomi Kreatif dan BPI Danantara membuat model bisnis bioskop yang menarik investor lokal untuk berinvestasi membangun bioskop di kabupaten dan kota.
"Bapak Presiden juga telah menugaskan kami, Kementerian Ekraf dan Danantara untuk membuat skema bisnis bioskop untuk di kabupaten kota, sehingga ini menjadi skema yang menarik diinvestasikan oleh pengusaha daerah untuk menambah jumlah bioskop nasional," kata Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya dalam acara Ekraf Annual Report (EAR) 2025 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Senin (22/12/2025).
Teuku mengatakan proses model bisnis bioskop tersebut saat ini dalam tahap pembahasan. Kementerian Ekraf dan Danantara tengah mengkaji mekanisme bisnis yang tepat agar usaha bioskop bisa berkelanjutan dan tidak berhenti setelah satu hingga dua tahun beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mekanisme bisnisnya seperti apa ini masih dalam proses, karena kan kita ingin jaman ini jadi bisnis yang habis 1-2 tahun terus berhenti, nah ini yang masih disusun, kita lagi menunggu juga dari Danantara," katanya.
Terkait target realisasinya, Ia mengatakan penyusunan skema bisnis bioskop ini bisa diwujudkan pada pertengahan hingga akhir tahun depan, setelah perhitungan bisnis dinilai matang dan menguntungkan.
"Sebetulnya target realisasinya yang paling tidak di pertengahan atau akhir tahun depan, yang penting kan harus dihitung benar, sehingga ini menarik secara bisnis dan menguntungkan secara bisnis," katanya.
Saat ini yang dilakukan Kementerian Ekraf dalam memperluas akses film nasional ke berbagai wilayah Indonesia dengan menggunakan program bioskop alternatif.
"Ini dilakukan di daerah, membuka pasar baru bagi sineas, dan menggerakkan ekonomi industri layar," katanya.
Simak juga Video Menkomdigi soal Penayangan Video Prabowo di Bioskop: Bentuk Tranparansi











































