Industri Alat Berat Terbebani Bea Masuk Tinggi

Industri Alat Berat Terbebani Bea Masuk Tinggi

- detikFinance
Selasa, 11 Sep 2007 13:00 WIB
Jakarta - Pertumbuhan produk alat berat dalam negeri saat ini masih lambat. Salah satu hambatan yang membebani adalah tingginya bea masuk. Direktur Industri Logam Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian I Gusti Putut Suryawirawan menjelaskannya dalam paparan di seminar tentang produk penunjang pertambangan di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (11/9/2007).Bea masuk antara bahan baku dan barang jadi di industri alat berat masih timpang. Putut menyebutkan, bea masuk barang jadi sebesar 5 persen yang lebih kecil dibandingkan bea masuk bahan baku dan komponen alat berat mencapai 7,5%-15%. "Bea masuk barang jadinya lebih kecil dibandingkan bea masuk bahan baku dan komponen," katanya. Ini membuat orang lebih tertarik mengimpor barang jadi dan tidak memberi kesempatan bagi industri dalam negeri. Selain itu, bahan baku lokal yang ada juga kurang dapat memenuhi standar baik secara kualitas ataupun kuantitas. Kurang optimalnya insentif bagi industri alat berat inilah yang menjadi faktor penghambat daya saing dalam negeri. Namun ia juga memaparkan beberapa regulasi yang sudah diterapkan pemerintah. Antara lain, untuk peserta tender pengadaan alat berat yang bisa menggunakan komponen lokal lebih dari 40%, akan mendapat poin lebih. Selain itu, jika ada alat berat yang komponen lokalnya bisa mencapai 40%, maka impor barang jadi alat tersebut tertutup. Sementara Direktur Pembinaan Usaha Mineral dan Batubara MS Marpaung berminat untuk menerapkan cara tersebut dalam sektornya. "Kita bisa pakai cara itu. Tapi salah satu dari berbagai banyak cara," katanya. (lih/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads