Harga Gandum Dunia Melonjak, Harga Terigu Lokal Aman
Jumat, 14 Sep 2007 12:44 WIB
Jakarta - Harga terigu dalam negeri diperkirakan tetap aman sampai akhir tahun, meski harga gandum dunia melonjak hingga level tertingginya.Pengusaha terigu yang tergabung dalam asosiasi produsen tepung terigu Indonesia (Aptindo) masih menggunakan kontrak pembelian impor gandum dengan harga bulan Juli yang masih sekitar US$ 300 per ton.Sehingga kenaikan harga gandum dunia yang sempat mencapai rekor tertinggi US$ 9,11 per bushel pada dua hari lalu tidak berdampak kepada harga terigu dalam negeri.Demikian dikatakan Sekjen Aptindo Ratna Sari Loppies saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (14/9/2007)."Kontrak enam bulan tersebut akan habis pada bulan Desember. Sekarang belum mengikuti harga baru. Tapi untuk kebutuhan gandum untuk bulan Januari kita masih negosiasi harga kontrak kepada beberapa negara bukan hanya Australia," ungkap Ratna.Ratna menjelaskan dalam kurun waktu satu tahun ini harga gandum dunia telah mengalami kenaikan hingga 60 persen. Sedangkan produsen terigu tidak bisa menaikan harga sebesar itu setelah melihat daya beli masyarakat yang terus turun."Dari bulan Agustus kita menaikan harga sekitar 4,5 persen perbulannya, sehingga pada akhir tahun harga tepung terigu mengalami kenaikan sekitar 30 persen, namun ini masih belum sebanding dengan kenaikan harga gandum," ujarnya.Ratna menambahkan harga terigu di pabrik sekarang masih berkisar Rp 4.200 per kilogram dan mengimbau masyarakat tak perlu panik akan terjadi kelangkaan stok terigu. Karena produksi terigu di Indonesia sudah melebihi kebutuhan.Pada Januari 2008, Ratna mengaku pihaknya masih belum bisa menghitung berapa kenaikan harga terigu yang wajar bagi masyarakat. Kenaikan itu harus mempertimbangkan efek terhadap perusahaan karena apabila kenaikannya kecil maka perusahaan akan mengalami kerugian."Aptindo komitmen hingga akhir tahun ini harga terigu tak akan bergejolak, tapi dibulan Januari kita harus mempertimbangkan biaya produksi yang bisa menyebabkan kerugian," katanya.Ratna memprediksikan harga gandum dunia akan terus menanjak seiring tingginya permintaan gandum dunia, setelah gandum kini juga menjadi bahan baku biofuel di Amerika dan Australia. Padahal gandum sebelumnya hanya untuk kebutuhan pakan ternak dan makanan manusia.Aptindo beranggotakan empat produsen terigu yang menguasai pasar terigu Indonesia, yakni Bogasari, Sri Boga, Pangan Mas dan Eastern Pearl.
(arn/qom)