Suvenir-suvenir dalam program 'Visit Musi 2008' ternyata didatangkan dari China. Para seniman dan pengrajin di Sumsel merasa kecewa dengan pemerintah daerah Palembang.
"Bagaimana program itu menyentuh masyarakat Sumsel, jika suvenir saja diimport dari Cina. Ini benar-benar melecehkan para pengrajin Sumsel," kata pemilik Pasar Seni Mir Senen Palembang, Gathmyr Senen, kepada detikFinance di galerinya, Temon, Palembang, Kamis (6/12/2007).
"Kalau para pengrajin Sumsel diberi tawaran atau kesempatan, mungkin apa pun yang diinginkan pemerintah dapat diwujudkan, terutama suvenir itu. Tapi, sampai ini tidak ada tawaran itu," imbuhnya,
Kekecewaan juga disampaikan Ketua DPRD Palembang, Muhammad Yansuri.
"Mendatangkan suvenir dari Cina itu mematikan sektor industri kerajinan di Sumsel. Sudah sepatutnya pengrajin Sumsel diberdayakan," kata saat dihubungi melalui telepon.
Bahkan, kata Yansuri, tidak ada alasan sama sekali pemerintah Palembang mengimport suvenir dari Cina.
"Jika alasan kualitas produk, sudah selayaknya pemerintah Palembang melakukan pembinaan dan peningkatan kualitas kerajinan Palembang," katanya.
Para seniman pun tak bisa menyembunyian kekecewaannya dalam acara yang rencananya akan dibuka 5 Januari 2008 mendatang. Mereka kecewa lantaran banyak seniman yang tidak dilibatkan dalam kegiatan akbar itu.
"Launching itu kan merupakan kegiatan seniman atau artis dari Jakarta di Palembang. Sementara seniman Palembang hanya menonton. Benar-benar tidak dimengerti sikap pemerintah seperti ini," kata perupa Erwan Suryanegara, melalui telepon.
Sebagai informasi, Pemerintah Palembang mengimport ribuan suvenir Visit Musi 2008 dari China berupa plakat bergambar jembatan Ampera dari batu pualam berbentuk tiga dimensi. (tw/qom)