Maskapai penerbangan nasional Kamboja itu nantinya akan dimiliki oleh pemerintah Kamboja (51%) dan Grup Rajawali (49%). Kesepakatan kedua belah pihak untuk membuat perusahaan patungan itu telah ditandatangani di Kamboja, Kamis (10/4/2008).
Menurut siaran pers dari Rajawali yang diterima detikFinance, kebutuhan pendanaan untuk perusahaan patungan maskapai baru itu mencapai US$ 50 juta. Kedua belah pihak yang berpartner jugaakan meyakinkan bahwa operasional maskapai itu akan memenuhi standar aturan internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran sebuah maskapai penerbangan nasional merupakan salah satu kunci bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan bagi satu negara. Kehadiran itu juga akan menciptakan lapangan kerja yang luas.
Chairman dan CEO Grup Rajawali, Peter Sondakh mengatakan, pihaknya merasa yakin dengan adanya dukungan dari pemerintah Kamboja, maskapai penerbangan nasional itu akan tumbuh dan bisa berkompetisi dengan maskapai lain yang sudah ada.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuat hal ini terwujud dalam waktu secepatnya yang memungkinkan. Namun tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kualitas pelayanan. Namun, untuk hal ini bisa terwujud maka dukungan pemerintah Kamboja sangatlah penting," jelas Peter.
Atas permintaan bantuan untuk perusahaan patungan itu, Sok An mengatakan bahwa pihaknya akan terlibat langsung agar maskapai itu didukung oleh kerjasama yang kuat dan menawarkan konsumen harga tiket yang kompetitif plus pelayanan yang baik.
"Kami akan bekerja untuk itu dan menfinalisasi aturan secepatnya," pungkasnya. (qom/ddn)