Uniknya Pasar Terapung Martapura

Uniknya Pasar Terapung Martapura

- detikFinance
Sabtu, 21 Jun 2008 10:54 WIB
Banjarmasin - Pasar terapung di sisiran sungai Martapura merupakan peninggalan sejarah budaya Kalimantan Selatan yang masih bisa dirasakan sampai saat ini. Pasar terapung ini merupakan salah satu daya tarik budaya yang hanya ada di Banjarmasin.
 
Tiap subuh para penjual sudah mulai mendorong klotok-nya (perahu) dan memulai aktivitas jual beli sayur, buah-buahan dan makanan, bahkan pola pembayarannya pun masih ada yang menggunakan sistem barter.
 
Melihat potensi budaya ini bisa menjadi objek wisata yang memberikan pemasukkan besar bagi perekonomian daerah, Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalsel gelar Festival Budaya Pasar Terapung 2008, yang merupakan pergelaran budaya besar pertama kali di Banjarmasin (21-22 Juni 2008).
 
"Rencananya acara ini akan dibuat rutin tiap tahun dengan tujuan menjadikan pasar terapung menjadi salah satu objek wisata," jelas Pemimpin Kantor Koordinator Bank Indonesia (KKBI) Banjarmasin, Bramudija Hadinoto ketika ditemui di sela acara Festival Budaya Pasar Terapung 2008 di Sungai Martapura depan Kantor Gubernur Kalsel, Banjarmasin, Sabtu (21/6/2008). Acara ini dihadiri oleh Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan Deputi Gubernur BI Siti Ch. Fadjrijah.
 
BI mendorong perbankan daerah melalui Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Kalimantan Selatan yang memberikan dukungannya dalam acara tersebut dimana 23 bank yang ada di Kalsel ikut ambil bagian meramaikan acara itu.
 
Dalam acara tersebut dilakukan lomba pasar terapung yang diikuti berbagai perahu jukung yang dihias dengan berbagai macam pernak-pernik di sekitar jembatan Pasar Lama sampai dengan jembatan Dewi Banjarmasin. Lomba ini direncanakan akan melibatkan kurang lebih 250 usaha mikro yang memperdagangkan barang dagangannya melalui jukung.
 
Selain perahu yang jadi ciri khas wisata sungai, dalam acara ini juga terdapat berbagai budaya kesenian khas Banjarmasin, seperti Musik Panting yang membawakan lagu-lagu daerah Kalsel dengan alat musik tradisionalnya.
 
Ada sebuah tarian unik yang terdapat dalam acara tersebut, yaitu Tarian Meniti Buih yang di dalamnya menceritakan kegiatan masyarakat Banjarmasin dari mulai bangun tidur, sholat subuh dan mendorong klotok untuk berjualan di pasar terapung yang menjadi aktivitas sehari-harinya. (dnl/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads