Demikian dikatakan oleh Dirjen Pengelolaan Hutang Departemen Keuangan (Depkeu) Rahmat Waluyanto, dalam acara konferensi pers di ruang Graha Sawala, Depkeu, Senin (23/6/2008).
"Memang untuk program debt swap dibandingkan dengan total utang kita relatif sedikit. Walaupun begitu, ini dapat bermanfaat dampaknya memang cukup besar walaupun nilai kecil. Debt swap itu salah satu mekanisme pengembalian utang," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Indonesia, program semacam ini penting sekali untuk mendukung program-program seperti bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, perubahn iklim, bahkan Millenium Development Goals MDGs.
Rahmat menjelaskan, mekanisme penghapusan utang melalui debt swap akan lebih efektif bagi negara-negara debitor dalam mencapai target MDGs.
"Kalau lihat jumlahnya selama ini kreditor lebih memilih program lain, dibandingkan dengan program debt swap," ucapnya.
Sementara negara-negara kreditor multilateral hingga kini belum bersedia memberikan debt swap, dan memilih mekanisme hibah langsung.
"Kalau debt swap belum pernah, untuk multilateral, lebih pada hibah, sebenarnya sama mekanismenya sama saja dengan debt swap," ungkapnya.
Pemerintah Jerman dan Indonesia hari ini menandatangani debt swap untuk bidang kesehatan untuk utang 50 juta Euro. Indonesia berharap debt swap dari pemerintah Jerman ini bisa menjadi sinyal bagi negara kreditor lainnya untuk memberikan keringanan serupa.
Sementara itu, Ketua Innovative Financing Global Global Fund Robert Filipp mengatakan hal yang sama bahwa walaupun umumnya debt swap jumlah kecil, namun setidak itu bisa membantu bagi negara-negara penghutang untuk membantu program-program pendanaan bidang-bidang penting seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan dan lain-lain.
"Jangan dilihat utangnya secara keseluruhan, namun dengan ini utang dikit demi sedikit bisa terbayarkan, tetapi yang terpenting hal ini bisa dimanfaatkan untuk progran kesehatan, pendidikan," harap Filipp.
(hen/qom)