Hal tersebut disampaikan Joost van Klink, jurubicara SHV dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Kamis (3/7/2008).
"Setelah melakukan tinjauan strategis yang menyeluruh atas kegiatan usaha Makro, SHV memutuskan untuk menjual Makro Indonesia. SHV telah memutuskan untuk memfokuskan strategi pengembangan Makro di negara-negara lain, khususnya Thailand di Asia," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makro Indonesia adalah perusahaan ritel modern pertama di Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan mencatat kinerja luar biasa dalam dua tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan penjualan di atas 25% per tahun," kata van Klink.
Karenanya, lanjut dia, penjualan ini merupakan kesempatan baik bagi pemilik saham baru. Khususnya bagi mereka yang memiliki komitmen untuk mengembangkan pasar Indonesia dan mendorong perusahaan ini ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
"Makro Indonesia memberikan peluang yang unik dan menarik kepada para pemilik saham baru," kata Presiden Direktur Makro Indonesia Kuswanto Gunadi.
Menurutnya, Makro merupakan perusahaan yang mapan dan dikelola dengan baik, yang memiliki gerai-gerai di lokasi strategis, karyawan-karyawan berpengalaman, sistem kerja yang telah terbukti berjalan dengan baik lancar dan para pelanggan setia.
Makro Indonesia memiliki 2.300 karyawan di 19 gerai yang terletak di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Makro Indonesia melayani sekitar 500.000 pelanggan di Indonesia.
(ddn/qom)