Kerusakan lahan ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, migrasi penduduk, ancaman kelaparan, sumberdaya dan ekosistem rusak, serta kehilangan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
Demikian hasil studi menggunakan data selama periode 20 tahun yang dilakukan Food and Agriculture Organization (FAO), United Nations Environment Programme (UNEP) dan World Soil Information (ISRIC) sebagaimana dikemukakan FAO dalam rilis yang diterima KBRI Roma, Atase Pertanian Erizal Sodikin menuturkan kepada detikfinance petang ini atau Rabu (9/7/2008) WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian 78% kerusakan lahan terjadi di wilayah lembab (humid), sedangkan sisanya terjadi di wilayah lahan kering. Secara umum kerusakan atau degradasi lahan ini disebabkan oleh pengelolaan lahan yang buruk.
"Kerusakan lahan juga memberikan implikasi penting terhadap upaya penanggulangan masalah perubahan lingkungan, karena kehilangan biomassa dan bahan organik tanah menghasilkan karbon ke udara dan mempengaruhi kemampuan tanah untuk menahan air dan hara," Direktur Divisi Lahan dan Air FAO Parviz Koohafkan mengatakan.
Selain kerusakan, studi juga menemukan beberapa lahan yang mengalami perbaikan dan digunakan secara berkesinambungan dengan kualitas dan produktivitas yang meningkat.
Beberapa perbaikan lahan ini terjadi di wilayah lahan pertanian dan padang penggembalaan di wilayah Amerika Utara dan Barat India. (es/es)