Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia Ahmad Safiun usai acara The 3rd International Metal Working Technology and Machine Tools (MMT) and Reverse Part Exhibition (bursa komponen) di JI Expo, Kemayoran Jakarta, Rabu (27/8/2008).
"Saya sekarang ini bangga banyak merek dari produk mesin kita sudah pakai nama-nama lokal, yang penting bukan namannya tetapi kualitasnya," jelas Safiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya adalah Ahmadi Mesin, salah satu produsen merek lokal yang berani memakai nama lokal dan mampu menembus pasar Malaysia dan Thailand.
Ahmadi Mesin telah menciptakan beberapa mesin diantaranya mesin CNC bubut, yang sudah memakai teknologi laser dalam pengerjaannya.
"Saya pakai nama lokal, yang penting cost benefit ada bagi pembeli nama tidak jadi masalah," jelas Direktur PT Sarimas Ahmadi Pratama, Dasep Ahmadi.
Safiun mengakui produk-produk merek dalam negeri jumlahnya masih puluhan, sehingga menurutnya perlu adanya dorongan dari pemerintah untuk mengembankan produk dan merek dalam negeri.
Sementara itu Menteri Perindustrian Fahmi Idris dalam sambutannya yang dibacakan oleh Dirjen Alat Transportasi dan Telematik Budi Darmadi mengatakan perkembangan industri permesinan semakin meningkat.
Menurutnya dari data statistik ekspor produk kemiskinan selama 6 tahun terakhir meningkat rata-rata 8,32%. Pada tahun 2001 hanya sebesar US$ 1,29 miliar meningkat pada tahun 2007 menjadi US$ 3,56 miliar.
Sedangkan untuk impor pada periode yang sama mengalami kenaikan 10% yaitu pada akhir 2007 mencapai US$ 8,1 miliar dibandingkan tahun 2001 yang hanya US$ 4,3 miliar.
"Ekspor dan impor ini menggambarkan kondisi dinamis, disatu sisi dianggap sebagai ketergantungan, tapi disisi lain sebagai peluang yang harus ditangkap oleh pelaku usaha," jelas Fahmi.
(hen/qom)