Direktur Jawa Bali Madura PLN Murtaqi Syamsuddin menjelaskan, sekitar 51 industri skala besar di Jawa Bali sudah berkomitmen untuk mengalihkan beban listriknya dari jam beban puncak ke jam di luar beban puncak.
"Dulu memang industri ini tidak kena SKB pengalihan, tapi ternyata masih ada peluang untuk penghematan. Caranya dengan mengubah sistem produksinya. Produksi pada beban puncak dikurangi sekitar 20% misalnya, tapi pada jam lain bisa dinaikkan," ujarnya usai seminar nasional di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (29/8/2008).
Menurut Murtaqi, saat ini sudah ada beberapa industri yang sudah mulai melakukan, seperti industri di Cirebon dan Banten.
Pengalihan beban listrik oleh industri yang beroperasi non stop ini merupakan upaya tambahan untuk mengurangi pemakaian listrik pada beban puncak.
Selain itu, PLN juga meminta pelanggan bisnis seperti mall, hotel dan perkantoran untuk mengalihkan beban listrik PLN ke genset selama 3 jam seminggu di waktu beban puncak. Pengurangan beban yang dihasilkan dari pelanggan bisnis ini mencapai 130 MW.
Sebelumnya, pemerintah melalui SKB 5 menteri juga mengalihkan jam kerja industri dari hari biasa ke hari libur secara bergantian dua minggu sekali. Pengurangan beban yang dihasilkan mencapai 180 MW.
Dari ketiga penghematan tersebut, total pengurangan beban yang dihasilkan mencapai sekitar 430 MW dari target awal yang sebesar 600 MW. Semua pengurangan beban ini akan dilakukan hingga 2009.
"Sisanya kita lakukan dengan upaya efisiensi dan penghematan listrik di masyarakat," ujarnya.
Pengurangan beban menjadi hal yang penting terutama menjelang bulan puasa minggu depan. Karena pada waktu beban puncak di bulan puasa konsumsi listrik diperkirakan akan naik sekitar 2,5%.
"Dengan upaya-upaya pengehamatan di industri, bisnis dan masyarakat, maka seharusnya tidak perlu pemadaman jika pembangkit PLN tidak ada yang terganggu," katanya.
(lih/qom)