Pada Senin 20 Oktober 2008, terdapat transaksi penjualan saham CPIN di pasar tutup sendiri (crossing) dengan nilai cukup besar yaitu sebesar Rp 690,774 miliar.
Usut punya usut, rupanya PT Cipta Pertiwi yang menguasai 1.817.827.082 atau sekitar 55,34% saham di CPIN, melepas seluruh portofolionya kepada PT Central Agromina. Transaksi dilakukan pada harga Rp 380 per saham, 40% lebih rendah dibanding harga penutupan CPIN pada 20 Oktober di harga Rp 640 per saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cipta Pertiwi memperoleh dana segar sebesar Rp 1,02 triliun dari pelepasan seluruh saham BISI. Jika ditambah dengan penjualan seluruh saham CPIN dua hari yang lalu, Cipta Pertiwi memperoleh dana sebesar Rp 1,71 triliun.
Anehnya, para pembeli saham CPIN dan BISI dari Cipta Pertiwi masih terafiliasi dengan bisnis Keluarga Jiaravanon. Agrindo Pratama yang mengambil alih BISI, 99,99% sahamnya dimiliki oleh keluarga tersebut. Begitu juga dengan Central Agromina selaku pengendali baru CPIN, 100% sahamnya dimiliki oleh keluarga Jiaravanon.
Cipta Pertiwi, merupakan anak usaha PT Central Pertiwi yang 100% sahamnya dimiliki oleh keluarga Jiaravanon. Central Pertiwi memiliki 99,99% saham di Cipta Pertiwi.
Ketika dikonfirmasi, Wakil Presiden Direktur CPIN merangkap Wakil Presiden Direktur BISI, Thomas Effendy menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari strategi bisnis keluarga Jiaravanon selaku pengendali utama grup Charoen.
"Tujuan restrukturisasi portofolio dan susunan anak-anak usaha tersebut, merupakan bagian dari strategi pengendali utama untuk menciptakan struktur bisnis yang tidak bertingkat-tingkat," ujar Thomas saat dihubungi detikFinance, Rabu (22/10/2008).
Menurut Thomas, struktur sebelumnya bertingkat-tingkat dan saling campur aduk antara bisnis yang satu dengan yang lainnya.
"Sebagai contoh, tadinya BISI dan CPIN berada di bawah Cipta Pertiwi. Padahal Cipta Pertiwi adalah anak usaha Central Pertiwi yang juga anak usaha pengendali. Strukturnya njelimet," ujar Thomas.
Oleh karena itu, keluarga Jiaravanon selaku pengendali grup Charoen memutuskan merombak struktur anak-anak usaha dengan menempatkan susunan BISI dan CPIN langsung dua tingkat di bawah pengendali.
"Kami menyebutnya menjadikan masing-masing lini usaha langsung di bawah satu holding. Jadi BISI langsung ditangani oleh Agrindo Pratama. CPIN langsung ditangani oleh Central Agromina, sedangkan Central Pertiwi hanya menangani Cipta Pertiwi, tidak lagi ikut mengurus BISI dan CPIN," papar Thomas. (dro/ir)