Perdagangan saham sesi siang berlangsung sepi karena banyak investor yang menunda dulu berinvestasi di saham akibat gejolak pasar dunia yang belum pulih yang diperkirakan akan berlangsung lama.
Pada penutupan perdagangan saham sesi I, Kamis (23/10/2008) IHSG turun tajam 51,293 poin (3,72%) menjadi 1.328,450.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdagangan saham sesi siang berjalan sepi yang mencatat transaksi sebanyak 17.439 kali dengan volume 736 juta unit saham, senilai Rp 735,6 juta. Hanya 6 saham yang mengalami kenaikan harga, sisanya 140 saham turun dan 25 saham stagnan.
Saham-saham yang anjlok harganya antara lain, Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun Rp 80 menjadi Rp 1.550, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp 275 menjadi Rp 3.625, Bank Internasional Indonesia (BNII) turun Rp 5 menjadi Rp 475, Telkom (TLKM) turun Rp 150 menjadi Rp 6.450, Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 50 menjadi Rp 1.050 dan Astra Internasional (ASII) turun Rp 800 menjadi Rp 9.950.
IHSG mengikuti kejatuhan bursa saham Wall Street dan Asia pada sesi siang ini seperti Hang Seng turun 4,65%, KOSPI turun 6,33%, Nikkei turun 4,53%, Shanghai turun 2,63%, STI Singapura turun 3,74%.
Berbagai langkah yang ditempuh pemerintahan di Asia untuk mengangkat kepercayaan pasar tampaknya belum efektif. Kini perhatian justru beralih ke pelemahan ekonomi, mengingat Asia selama ini sangat tergantung pada ekspor.
"Permintaan sedang melemah di seluruh dunia. Tidak hanya di AS, namun penurunan ekspor ke Uni Eropa juga meningkat. Meningkatnya ketidakpastian di sektor finansial sepertinya akan berdampak pada aktivitas ekonomi," ujar Junko Nishioka, ekonom dari RBS Securities di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.
(ir/qom)