Hal tersebut disampaikan Chairman and CEO JP Morgan Asia, Gaby Abdelneur usai bertemu dengan Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (23/10/2008).
"Bakrie adalah klien yang baik JP Morgan. Kami akan bekerjasama untuk mencari solusi apapun yang mereka pikirkan. Kami tidak punya rencana khusus saat ini," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kewajiban utang Grup Bakrie yang akan segera jatuh tempo.
"Saya tidak bisa mengkonfirmasi apapun karena saya tidak tahu rincian dari pembayaran yang jatuh tempo, disamping itu masalah klien kami sifatnya rahasia," tambahnya.
Mengenai pertemuannya dengan Wapres, menurut Abdelneur hanya untuk membahas masalah perekonomian terkini secara umum baik di Amerika, Eropa ataupun Asia. Termasuk juga mengenai perubahan di pasar finansial.
Sementara Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) Dileep Srivastava dalam keterbukaan informasinya ke BEI mengatakan, rasionalisasi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan BNBR sudah lanjut ke tahapan berikutnya yakni penawaran.
Untuk penawaran diberikan oleh mitra strategis potensial yagn berminat dari swasta maupun pemerintah Indonesia, Australia, India, Malaysia dan Filipina.
"Penawaran yang sedang dinegosiasikan tidak hanya termasuk harga dan struktur transaksi, tetapi juga perjanjian suplai batubara. Proses negosiasinya memerlukan pertemuan-pertemuan intensif yang diadakan di Indonesia dan di luar negeri sehingga memerlukan waktu untuk finalisasi," ujarnya.
Ia menambahkan, waktu finalisasi diperlukan untuk memastikan BNBR memperoleh hasil yang terbaik bagi kepentingan seluruh stakeholder.
"Kami berusaha menyelesaikan aksi korporasi ini secepatnya dan kami akan senantiasa memberikan informasi mengenai perkembangan proses kepada seluruh stakeholders," pungkas Dileep.
Selain penjualan saham BUMI, semua anak usaha BNBR juga mengumumkan rencana buy back yakni BTEL akan membeli maksimum 7,5% saham, ENRG maksimum 20% saham dan ELTY maksimum 20% dan UNSP maksimum 20%.
(qom/ir)