"Sebelum JSMR masuk ke MNA, kami sudah memiliki kontrak dengan manajemen MNA senilai Rp 1,8 triliun. Untuk mengamankan kontrak tersebut, kami berencana masuk dalam penyertaan saham MNA," ujar Corporate Secretary WIKA, Imam Sudiyono di Pacific Place, SCBD, Jakarta, Kamis (30/10/2008).
Pada semester I-2008, WIKA telah melakukan pembicaraan dengan MNA untuk mengakuisisi 70% saham operator jalan tol tersebut. Bahkan WIKA telah membentuk anak usaha bernama PT Wijaya Tama Perkasa bersama beberapa partner usahanya untuk keperluan tersebut. WIKA memiliki 40% saham di Wijaya Tama Perkasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ceritanya MNA itu kesulitan dana untuk menggarap proyek tolnya, sehingga mereka berencana melepas sahamnya pada kami agar pengerjaan proyek lebih cepat," jelas Imam.
Namun rupanya tanpa disangka-sangka JSMR masuk dan bahkan sudah menandatangani MoU untuk mengakuisisi 55% saham MNA. Sebelumnya, Corporate Secretary JSMR, Okke Marlina mengatakan kontrak kerjasama antara WIKA dengan MNA yang telah ditandatangani belum tentu diteruskan setelah masuknya JSMR di MNA.
"Itu tergantung nanti," ujarnya ketika itu.
Imam pun ketika ditanya mengenai nasib kontrak Rp 1,8 triliun antara WIKA dengan MNA belum dapat memastikannya. Padahal, Menneg Sofyan Djalil sebelumnya telah menengahi perebutan ini dengan mengatakan JSMR boleh masuk ke MNA dan WIKA akan mengerjakan konstruksinya.
Namun ada indikasi JSMR hendak mengambil alih sepenuhnya proyek ini dari WIKA, sebagaimana tersirat dalam pernyataan Okke.
"Kami juga belum tahu apakah JSMR akan tetap menjalankan kontrak ini," ujar Imam.
Oleh karena itu, WIKA memutuskan ikut masuk dalam penyertaan saham MNA agar dapat mengamankan kontrak tersebut. Sayangnya, Imam belum dapat menginformasikan berapa besar WIKA akan masuk ke MNA.
"Jumlahnya masih belum ditentukan. Lagi pula ini juga masih pengkajian, belum keputusan pasti kami. Namun jika memang jadi masuk, pastinya akan kami lakukan tahun ini juga," jelas Imam. (dro/ir)