"Pada sisa akhir tahun ini penjualan mungkin akan terkoreksi," kata Vice President Director EMPT, Justian Sumardi dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Kamis (13/11/2008).
Ia mengatakan, tertekannya target penjualan pada triwulan IV-2008 ini merupakan imbas dampak krisis keuangan global yang sudah mulai terasa. Hal ini terlihat dari menurunnya daya beli masyarakat khususnya di luar jawa yaitu Sumatera dan Kalimatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia hanya mengungkapkan, dalam sembilan bulan pertama tahun ini penjualan Enseval tumbuh 14%. Namun karena pada triwulan IV-2008 diperkirakan terjadi koreksi sehingga pertumbuhan penjulaan sepanjang akhir tahun akan sedikti tertekan. Meski demikian dia optimis pertumbuhan tersebut dapat mencapai di atas 10%.
"Kami yakin bisa dua digit," katanya.
Hingga triwulan III-2008 Enseval berhasil membukukan laba bersih Rp 189,720 miliar atau meningkat 13,9% dibandingkan periode yang sama 2007 sebesar Rp 166,579 miliar. Penjualan bersih menjadi pemicu kenaiakan laba tersebut
"Pos penjualan bersih perusahaan meningkat menjadi Rp 5,372 triliun atau tumbuh 14,6% dari periode yang sama tahun 2007 sebesar Rp 4,688 triliun," katanya.
Dia mengatakan, penjualan produk grup Kalbe di tahun 2008 memberikan kontribusi 73% dan prinsipal luar memberikan kontribusi 27%. Pada periode yang sama 2007 tercatat grup Kalbe 74% dan pihak ketiga 26%.
Justian mengatakan, dari total penjualan senilai Rp5,4 triliun, penjualan obat resep tumbuh 20,8%, obat bebas turun 1,9% dan barang konsumsi tumbuh 16,7%. Penjualan divisi alat kesehatan tumbuh 11% dan bahan baku juga tumbuh 41,6%. Komposisi total penjualan tersebut masing-masing sebesar 28,1%, 21%, 38,9%, 4,2% dan 7,8%.
Laba usaha anak usaha grup Kalbe ini tercatat Rp 259,637 miliar atau tumbuh 4,8% dari periode sebelumnya Rp 218,365 miliar. Marjin laba usaha hingga periode September 2008 masih stabil dengan rasio terhadap penjualan bersih sebesar 4,8%.
Sementara laba kotor naik 19% menjadi Rp 685,836 miliar dibandingkan periode sebelumnya Rp 576,140 miliar. (dro/ir)