"Kami akan meminta persetujuan pemegang saham pada 16 Desember mendatang," ujar Direktur Keuangan IDKM, Phiong Philipus Darma dalam paparan di Studio 3 Indosiar, Jl Daanmogot, Jakarta, Selasa (2/12/2008).
Pada 8 Agustus lalu, IDKM telah membiayai kembali (refinancing) obligasi seri I Indosiar tahun 2003 yang jatuh tempo senilai Rp 700 miliar. Pendanaannya diperoleh melalui pinjaman Panin Rp 250 miliar, CIMB Niaga Rp 100 miliar dan BCA Rp 150 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperoleh pinjaman tersebut, perseroan telah menjaminkan sejumlah aset-aset perseroan. Namun untuk mengantisipasi penurunan nilai aset yang dijaminkan, perseroan berencana menjaminkan saham IVM sebagai tambahan jaminan.
"Jadi penjaminan saham IVM merupakan tambahan jaminan saja. Ini bukan repo, karena saham yang dijaminkan bukan saham perusahaan listed," jelas Phiong.
Phiong mengatakan, penambahan aset jaminan saham IVM selambat-lambatnya dilakukan pada 31 Desember 2008.
Tunda Ekspansi
Sementara itu, untuk menghadapi krisis ekonomi di 2009, perseroan memutuskan memangkas semua rencana ekspansi. Perseroan hanya menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2009 untuk pemeliharaan dan operasional saja.
"Hanya sekitar Rp 10-20 miliar," ujar Phiong.
Namun jika kondisi ekonomi mulai membaik, perseroan akan merealisasikan rencana penambahan gedung studio baru.
"Investasinya sekitar Rp 18 miliar untuk gedung dan Rp 3 miliar untuk peralatan. Totalnya sekitar Rp 21 miliar. Semuanya dari kas internal. Jika kondisi ekonomi membaik, rencana tersebut akan direalisasikan," ujar Phiong.
Hingga 30 September 2008, IDKM membukukan pendapatan sebesar Rp 644 miliar, naik 45% dari periode yang sama tahun 2007 sebesar Rp 444 miliar.
Untuk laba bersih, pada triwulan III-2008, IDKM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 63 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, IDKM masih menerima kerugian bersih sebesar Rp 109 miliar.
"Proyeksi kami hingga akhir tahun laba bersih bisa sekitar Rp 70 miliar," jelas Phiong. (dro/ir)