"Perseroan berencana mengganti kegiatan usaha utama ke perdagangan barang tambang dan pertambangan," ujar Direktur DKFT, Regina Pondaag dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (7/12/2008).
Duta Kirana merupakan perusahaan pembiayaan yang fokusnya mengucurkan pembiayaan sepeda motor China merek Sanex. Menurut Regina, karena animo masyarakat yang kurang baik terhadap motor China dan sulitnya memperoleh pendanaan pihak ketiga, maka sejak 2006 perseroan tidak lagi memberikan pembiayaan baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pertambangan, perseroan akan mengakuisisi dan menempatkan investasi pada PT Mulia Pacific Resources (99,99%) dan PT Megabuana Resources (99,60%). Investasi yang disiapkan sebesar Rp 5,175 miliar. Dua perusahaan tersebut memiliki penyertaan saham pada PT Bumi Konawe, perusahaan tambang nikel dengan KP Eksploitasi seluas 439,5 hektar di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
"Pada 2009 kami akan memulai tahap persiapan eksploitasi komersial," ungkap Regina.
Selain itu, Regina juga mengatakan perseroan berencana untuk melakukan penjualan piutang pada nilai buku yang berdasarkan laporan keuangan per September 2008 sebesar Rp 8,064 miliar. Pihak yang bertindak sebagai pembeli menurut Regina adalah PT Sanex Intim Infokom (tidak terafiliasi). Hasilnya akan digunakan sebagai dana akuisisi dan modal kerja.
Dalam materi paparan publik itu juga disebutkan perseroan berencana untuk merestrukturisasi keuangan dengan mengkonversi hutang PT Jinsheng Mining sejumlah Rp 24,367 miliar menjadi penyertaan modal. Menurut Regina, harga pelaksanaan konversi sebesar Rp 550 per saham.
Sebelum konversi, Jinsheng Mining tercatat menguasai sejumlah 10.500.000 lembar saham DKFT (16,15%), dan setelah konversi meningkat menjadi 54.804.000 lembar saham (50,14%). Jinsheng Mining merupakan perusahaan perdagangan besar (ekspor) barang tambang seperti tembaga, zinc, nikel dan besi.
"Jinsheng Mining akan menjadi pengendali baru Duta Kirana Finance," kata Regina.
Menurut Regina, transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama diatas akan dimintakan persetujuan dari para pemegang saham melalui RUPSLB yang menurut rencana akan berlangsung pada 10 Desember 2008.
Sejak 2006 hingga September 2008, perusahaan pembiayaan ini membukukan rugi bersih. Rugi bersih perseroan pada akhir 2006 tercatat sebesar Rp 775 juta, sebesar Rp 388 juta pada 2007, dan meningkat menjadi Rp 2,611 miliar per September 2008. (dro/dro)