"Kami sedang membangun pabrik pengolahan Cassava di Lampung dan Bengkulu. Investasinya sekitar Rp 80 miliar," ujar Presiden Direktur CKRA, Hendri Soetjipto dalam paparan di Oakwood, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (26/12/2008).
CKRA baru saja melakukan diversifikasi usaha ke sektor perkebunan sawit dan singkong. Sebelumnya, CKRA menyandang nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa yang bergerak di sektor properti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juli lalu, CKRA melakukan rights issue senilai Rp 1,22 triliun. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk mengakuisisi PT Horizon Agro Industri yang membawahi 5 perusahaan perkebunan.
"Dana akuisisi sekitar Rp 1,1 triliun," ujar Hendri.
Sisa dana rights issue digunakan untuk mengembangkan lahan seluas 142.500 hektar yang berasal dari hasil akuisisi Horizon seluas 80 ribu hektar dan sisanya lahan yang telah dimiliki perseroan.
"Termasuk untuk membangun pabrik pengolahan Cassava. Pabrik di Bengkulu diperkirakan rampung pertengahan 2009, sedangkan pabrik di Lampung selesai akhir 2009. Kapasitasnya sekitar 150 ton per hari," jelas Hendri.
Lahan untuk singkong (Cassava) sekitar 57 ribu hektar dan lahan sawit (CPO) sekitar 85.500 hektar.
"Dua-duanya belum produksi. Tapi Cassava awal 2009 sudah bisa panen," ujar Hendri.
Perkiraan Hendri, produksi singkong akan mencapai 30 hingga 40 ton per hektar atau total sekitar 1,71-2,28 juta ton per tahun. Untuk CPO perseroan belum dapat memperkirakannya. (dro/ir)