BEI Luncurkan Indeks Bisnis 27

BEI Luncurkan Indeks Bisnis 27

- detikFinance
Selasa, 27 Jan 2009 10:38 WIB
Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan parameter saham baru bernama Indeks Bisnis 27. Indeks tersebut meliputi saham-saham kategori blue chip dengan likuiditas tinggi serta didasarkan pada parameter kinerja fundamental dan teknikal.

Indeks Bisnis 27 ini dibuat dengan bekerja sama dengan Bisnis Indonesia. Sebelumnya BEI juga menggandeng harian Kompas dengan meluncurkan Indeks Kompas 100.

"Indeks Bisnis 27 merupakan indeks harga saham terdiri dari 27 saham yang sesuai dengan kriteria fundamental dan teknikal," kata Direktur Produksi dan Pemberitaan Harian Bisnis Indonesia Ahmad Djauhar pada sambutannya di gedung BEI, Jakarta, Selasa (27/1/2009).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, Indeks Bisnis 27 akan dikelola secara langsung oleh tim dari Harian Bisnis Indonesia yang bekerja sama dengan BEI.

"BEI akan memberikan fasilitas online melalui sistem JATS (Jakarta Autometic Trading System) kemudian dikelola oleh Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU)," ujarnya.

Ia menjelaskan, Indeks Bisnis 27 memiliki komite independen yang terdiri dari satu koordinator wakil dari BIIU, Rofikoh Rokhim dan lima anggota yaitu Mirza Aditiyaswara, Mas Achmad, Daniri, Edwardus Tandelilin, Tresnohadi Ariyoto, serta Ruslan Trijadi.

Mengenai tahap penilaiannya, faktor fundamental bagi emiten non bank dilihat dari laba usaha, laba bersih, ROA dan ROE atau tingkat imbal hasil aset dan ekuitas, serta rasio utang terhadap ekuitas atau DER. Sedangkan saham bank melihat laba bersih, ROA dan ROE, nilai rasio kredit, serta kecukupan modal.

Penilaian yang didasarkan pada perhitungan teknikal atau likuiditas transaksi akan dilihat melalui data harian transaksi, nilai, volume, frekuensi transaksi, serta kapitaslitasi pasar.

"Review atau pergantian emiten dilakukan tiap enam bulan, yakni awal Februari dan Agustus," ujarnya.

Saham-saham yang masuk Indeks Bisnis 27 adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Tambang  Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT PP London Sumatra Tbk (LSIP), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Timah Tbk (TINS), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), serta PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Medco Energi Tbk (MEDC).

PT Indah Kiat Pulp&Paper Tbk (INKP), PT Astra International Tbk (ASII), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). (dro/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads