Asia Resources Incar 2 Tambang Mangan di NTT

Asia Resources Incar 2 Tambang Mangan di NTT

- detikFinance
Selasa, 28 Jul 2009 08:31 WIB
Jakarta - PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) tengah menjajaki akuisisi dua perusahaan tambang mangan di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Kedua perusahaan tersebut bernama Lestari Agung dan Buana Santalum.

Demikian dikatakan Presiden Direktur ASIA, Paulus Junanda ketika dihubungi detikFinance, Selasa (28/7/2009).

Ia mengatakan, rencananya perseroan akan mengakuisisi 65% saham masing-masing perusahaaan tersebut. Namun perseroan belum dapat menjelaskan lebih lanjut nilai akuisisi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum bisa kami disclose nilainya," ujar Paulus.

Dari hasil akuisisi ini, lanjutnya, ASIA akan memasok mangan dengan kapasitas 1.000 ton ke PT IFA, sebagai perusahaan pengolah mangan.

"Saat ini, IFA memproduksi barang mangan dengan kapasitas 5.000 ton per tahun. Kami menargetkan bisa memasok sekitar 3.000 ton per tahun," ujarnya.

Menurut Paulus, saat ini belum banyak perusahaan di Indonesia yang memiliki bisnis utama di sektor mangan. "Kalau batubara atau timah kan sudah banyak, jadi langkah diversifikasi usaha ini guna menggenjot pertumbuhan perseroan di masa mendatang," tambahnya.

Lebih lanjut Paulus mengatakan, kontrak penjualan batubara banyak dilakukan pada semester satu lalu. Sedangkan pada paruh kedua tahun ini, perseroan akan memfokuskan pada penjualan timah dan mangan. Sementara laba bersih hingga akhir tahun ini, diharapkan menembus Rp 30 miliar.

Hingga semester I-2009, perseroan memperoleh pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp 103,410 miliar dan Rp 6,508 miliar. Keduanya mengalami kenaikan tajam di atas 400% dibandingkan periode yang sama tahun 2008 yaitu masing-masing Rp 19,502 miliar dan Rp 1,382 miliar.

"ASIA telah melakukan sejumlah langkah untuk menyelesaikan permasalahan atas kelangsungan usahanya. Salah satunya melunasi seluruh utang perseroan kepada Bank Mandiri," jelasnya.

Perseroan juga telah melunasi utang kepada Cargill senilai US$ 7,7 juta melalui konversi seluruh utang perseroan menjadi sebanyak 829,500 juta saham.

(dro/lih)

Hide Ads