Demikian disampaikan dalam siaran persnya, Selasa (18/8/2009).
Tiga proyek tersebut adalah pekerjaan infrastruktur, pembangunan gedung di pulau Jawa timur dan Sumatra dengan nilai kontrak sekitar Rp 170 miliar per proyek. Perseroan masih menunggu keputusan pemilik proyek yang akan diumumkan hingga akhir September 2009.
"Kami perkirakan satu per satu proyek tersebut akan diumumkan pemenangnya mulai minggu depan hingga akhir bulan ini, sehingga kami targetkan hingga triwulan III-2009 perseroan dapat meraih kontrak sekitar Rp 1-1,2 triliun." papar Direktur Utama DGIK, Dudung Purwadi.
Kontrak yang akan diumumkan dalam waktu dekat tersebut memiliki masa kontrak yang beragam baik itu multiyears maupun single year. Dimana untuk proyek gedung merupakan kontrak single year sehingga perseroan akan mendapatkan tambahan pendapatan yang cukup signifikan pada akhir tahun. Sedangkan kontrak multiyears akan memberikan jaminan pekerjaan dan pendapatan perseroan hingga tahun
berikutnya.
"Mengenai masa kontrak, perseroan berupaya untuk mencari keseimbangan antara kontrak single year dengan multiyears untuk menjamin pendapatan Perseroan," ujarnya.
DGIK merupakan kontraktor yang memiliki spesialisasi dalam pembangunan gedung dan infrastruktur. Beberapa proyek gedung terkemuka yang telah dibangun oleh perseroan adalah Gedung Bursa Efek Indonesia, Komplek Grand Indonesia, dan Hotel dan Apartemen Dharmawangsa.
Selain proyek tersebut, DGIK juga mengerjakan proyek-proyek gedung dan infrastruktur di daerah baik itu milik pemerintah daerah maupun swasta. Proyek-proyek tersebut diantaranya adalah Gerbang Utara Ku, di Natuna, Kantor Walikota Bontang, GOR Serbaguna Sanggatta di Kutai Timur, Hotel Labersa di Riau.
Pada semester I-2009, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 658,71 miliar, naik 18% dibanding periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 558,19 miliar. Tahun ini, DGIK menargetkan pertumbuhan pendapatan berkisar 15-20%, menjadi Rp 1,55 triliun hingga Rp 1,62 triliun.
Laba bersih tahun ini diprediksi berkisar antara Rp 70-81 miliar. Target kontrak baru tahun ini, diperkirakan tumbuh 15-20% dari tahun 2008, menjadi Rp 1,7 triliun.
(dro/dnl)