Pasca IPO Latinusa, Porsi Saham KS Hanya 75%

Pasca IPO Latinusa, Porsi Saham KS Hanya 75%

- detikFinance
Selasa, 01 Sep 2009 16:40 WIB
Cilegon - Kepemilikan saham PT Krakatau Steel (Persero) selaku induk PT Pelat Timah Nusantara (Latinusa) dipastikan akan menyusut hingga 75% setelah proses Initial Public Offering (IPO) PT Latinusa. Saat ini Krakatau Steel masih menguasai saham Latinusa sebanyak 93,87%.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Latinusa Erwin disela-sela acara kunjungan pabrik di Cilegon, Selasa (1/9/2009).

"Setelah IPO porsi saham Krakatau Steel sebagai perusahaan induk menjadi 75%, lalu pemegang saham baru 20%, dan sisanya Baruna," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan penyusutan itu sebagai konsekuensi pelepasan saham baru ke publik. Selama ini, lanjut dia, dari 10 anak usaha Krakatau Steel, Latinusa mencatatkan kinerja yang positif terutama sisi kontribusi laba bagi induk usaha.

Mengenai ketentuan PP No  33  tahun 2006 soal divestasi anak usaha perusahaan BUMN, dikatakannya langkah Latinusa tidak mengalami kendala dari ketentuan tersebut. Pasalnya, yang dilakukan oleh Latinusa adalah melepas saham baru.

"Nggak ada masalah, aturan Bapepam nggak ada masalah, sepanjang masing-masing mandiri sendiri, anak usahanya IPO, induknya  pun IPO," jelasnya.

Latinusa merupakan anak usaha PT Krakatau Steel Group yang bergerak dalam memproduksi tinplate (plate timah) yang biasa digunakan untuk kemasan kaleng makanan minuman, pelumas dan lain-lain. Produk tinplate dibuat dari tin mill black plate yang dilapisi timah putih.

Perusahaan yang didirikan pada tanggal 19 Agustus 1982 ini, sebanyak 93,87% sahamnya saat ini dimiliki oleh PT Krakatau Steel Group yang merupakan perusahaan baja terintegrasi di Indonesia, sisanya sebanyak 6,13%  dimiliki oleh PT Baruna Inti Lestari.

Saat ini kapasitas produksi tinplate Latinusa mencapai 130.000 ton per tahun, rencananya akan ditingkatkan menjadi 280.000 ton dalam waktu jangka panjang, sedangkan untuk waktu dekat kapasitas produksinya akan ditingkatkan hingga 160.000 ton per tahun.

(hen/dro)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads