Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Latinusa Erwin disela-sela acara kunjungan pabrik di Cilegon, Selasa (1/9/2009).
"Setelah IPO porsi saham Krakatau Steel sebagai perusahaan induk menjadi 75%, lalu pemegang saham baru 20%, dan sisanya Baruna," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai ketentuan PP No 33 tahun 2006 soal divestasi anak usaha perusahaan BUMN, dikatakannya langkah Latinusa tidak mengalami kendala dari ketentuan tersebut. Pasalnya, yang dilakukan oleh Latinusa adalah melepas saham baru.
"Nggak ada masalah, aturan Bapepam nggak ada masalah, sepanjang masing-masing mandiri sendiri, anak usahanya IPO, induknya pun IPO," jelasnya.
Latinusa merupakan anak usaha PT Krakatau Steel Group yang bergerak dalam memproduksi tinplate (plate timah) yang biasa digunakan untuk kemasan kaleng makanan minuman, pelumas dan lain-lain. Produk tinplate dibuat dari tin mill black plate yang dilapisi timah putih.
Perusahaan yang didirikan pada tanggal 19 Agustus 1982 ini, sebanyak 93,87% sahamnya saat ini dimiliki oleh PT Krakatau Steel Group yang merupakan perusahaan baja terintegrasi di Indonesia, sisanya sebanyak 6,13% dimiliki oleh PT Baruna Inti Lestari.
Saat ini kapasitas produksi tinplate Latinusa mencapai 130.000 ton per tahun, rencananya akan ditingkatkan menjadi 280.000 ton dalam waktu jangka panjang, sedangkan untuk waktu dekat kapasitas produksinya akan ditingkatkan hingga 160.000 ton per tahun.
(hen/dro)