"Pendanaan atas rencana akuisisi ini diperoleh dari penerbitan surat utang," ujar Presiden Direktur DOID, Gunawan Angkawibawa dalam jumpa pers di Bursa Efek Indonesia, SCBD, Jakarta, Kamis (17/9/2009).
DOID telah menandatangani pra perjanjian jual beli dengan Buma terkait rencana akuisisi tersebut. Buma merupakan kontraktor batubara peringkat dua terbesar di Indonesia dengan penguasaan pasar sebesar 19% di 2008.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DOID akan mengambil alih 2,05 juta saham (99,99%) Buma di harga US$ 117 per saham. Skema pembelian adalah DOID akan membeli 1,947 juta saham dari PT Bukit Makmur Widya senilai US$ 228 juta dan 102.499 saham dari Johan Lensa senilai US$ 11,999 juta, serta Edy Suwarno akan membeli 1 saham milik Johan Lensa senilai US$ 117.
Total nilai akuisisi 99,99% saham Buma senilai US$ 240 juta. Harga penjualan akan dibayar pada tanggal penyelesaian (closing date) paling cepat pada 8 Oktober 2009 dan paling lambat pada 31 Oktober 2009.
Selain kebutuhan akuisisi senilai US$ 240 juta, DOID juga akan menanggung utang yang dimiliki oleh Buma senilai US$ 310 juta. Jika dihitung, total nilai akuisisi berikut utang Buma senilai US$ 550 juta.
"Untuk utang Buma yang US$ 310 juta, kami akan melakukan refinancing (pembiayaan kembali) dengan mencari pinjaman bank," ujarnya.
Gunawan mengatakan, dengan akuisisi ini, DOID akan beralih fokus usaha dari sektor properti menjadi sektor pertambangan. Setelah akuisisi, Buma akan menyumbangkan pendapatan sebesar 90% dari total pendapatan DOID.
(dro/dro)